REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sejarawan Muslim Indonesia, Ahmad Mansur Suryanegara, menuturkan Kongres Umat Islam VII 2020 mesti menyoroti pengembangan konsep-konsep ajaran Islam khususya pada bidang ekonomi. Dia pun menyinggung tentang zakat, infaq dan sedekah.
"Kegiatan-kegiatan ibadah dan konsep-konsep ajaran Allah dan Rasul-Nya, supaya dilakukan dan dikerjakan oleh tiap individu dari kita supaya menjalankan," tutur dia usai mengisi agenda Focus Group Discussion (FGD) di kantor Majelis Ulama Indonesia (MUI), Jakarta, Senin (13/1), yang menjadi rangkaian Kongres Umat Islam VII 2020.
Penulis buku sejarah "Api Sejarah" itu mengajak umat Muslim untuk menyimpan uang di lembaga-lembaga keislaman. "Kalau kita percaya pada asuransi, lebih baik (dialihkan) pada sodaqoh atau menyimpan uang di lembaga-lembaga keislaman," ujarnya.
"Kerjakanlah pada tiap individu, membangun kehidupan zakat, kehidupan infaq dan sodaqoh melalui unit-unit yang terdekat saja dulu. Itu akan bisa menyelamatkan dari hal-hal yang umpamanya yang membuat kerepotan umat Islam," ungkapnya.
Menurut Ahmad Mansur, sebaiknya tiap Muslim mengerjakan zakat, sodaqoh dan infak kepada lembaga-lembaga keislaman yang mengaturnya. "(Dengan) jiwa, kesadaran dan keyakinan, (maka) kerjakan zakat, infaq dan sodaqoh itu harus ditanamkan," tuturnya.
Ahmad Mansur menjelaskan, ketiganya bila dilakukan, akan membahagiakan orang yang menyalurkannya. Namun dia mengakui umat Muslim sebagian besar masih belum yakin terhadap hal itu sehingga masih sedikit menyalurkan hartanya di jalan Allah.
"Keyakinannya ini kurang. Makanya kalau (menyumbang) di masjid kalau Rp 100 ribu itu kebesaran, padahal Allah akan menggantikannya dengan yang lebih besar. Mari kita kembangkan bahwa jihad yang baik adalah dengan harta. Menggiatkan zakat infaq sedekah melalui kelembagaan yang benar, insya Allah nanti kita selamat," jelasnya.