Rabu 15 Jan 2020 05:00 WIB

Mungkinkah Bertemu Nabi Muhammad SAW Ketika Sadar?

Tak ada satu pun orang yang bisa memanggil Nabi Muhammad.

Rep: Zainur Mahsir Ramadhan/ Red: Ani Nursalikah
Tak Mungkin Bertemu Nabi Muhammad Ketika Sadar
Foto: Muslim Academy
Tak Mungkin Bertemu Nabi Muhammad Ketika Sadar

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Diskursus tentang apakah seorang Muslim bisa bertemu Rasulullah SAW selalu hangat dibahas. Dalam berbagai literatur, banyak ditegaskan bahwa kita, umat Islam bisa bertemu dengan Rasulullah SAW saat bermimpi. Namun, bagaimana dengan melihat Rasulullah SAW dalam kondisi sadar?

Persoalan ini memang memunculkan pro dan kontra dalam kajian fikih klasik. Menurut pandangan Wasekjen Majelis Ulama Indonesia, Ustaz M Zaitun Rasmin, melihat Nabi Muhammad SAW dalam keadaan sadar merupakan kebohongan. Bahkan menurut dia, tak ada satu pun orang yang bisa melihat atau memanggil Rasulullah dan malaikat kala sadar.

Baca Juga

“Adapun melihat Nabi dalam mimpi itu dimungkinkan tapi tidak boleh diklaim. Sebab tidak ada yang bisa memastikannya kecuali dia sendiri yang melihatnya,” ujar dia ketika dikonfirmasi Republika.co.id, Selasa (14/1).

Terkait hal tersebut, baru-baru ini viral video perempuan yang disebut-sebut mampu mengobati orang kesurupan. Bahkan, perempuan tersebut juga disebut bisa memanggil Rasulullah dan malaikat.

Ketika ditanya hukum pengobatan dari perempuan tersebut, Ustaz Zaitun tidak bisa menggolongkan jenis pengobatan tersebut. Sebab dia mengaku belum mengetahui bagaimana cara yang menggunakannya.

Memang banyak hadits dan cerita yang mengatakan sangat mungkin bertemu dengan Rasulullah dalam mimpi. Bahkan, hal tersebut juga ditegaskan bahwasanya sosok yang ditemui sebagai Rasulullah dalam mimpi adalah benar adanya, dan tidak mungkin setan mampu menyerupai Rasulullah dalam mimpi.

Terkait hal tersebut, dilansir dari buku Mimpi Bertemu Rasulullah karya Muhammad Syauman, Al Baghandi yang merupakan imam di bidang hadis Baghdad juga diceritakan bertemu dengan Rasulullah SAW dalam mimpinya.

Diceritakan dalam sebuah riwayat dari Abu Bakar Ahmad bin Ahmad bin Syuja, ia berkata, “Kami berada di sisi Ibnu Musa al-Jauzi di Baghdad, dan di sisinya ada Abu Bakar Al Baghindi yang sedang menuntut ilmu darinya’. Lalu Ibrahim al-Musa berkata padanya “Dia ini mengejekku, kamu lebih banyak hadist dariku, dan juga lebih tahu dan hafal lebih banyak dariku.

Lalu ia menjawab, ‘Aku tertarik dengan hadits ini, karena aku melihat Nabi SAW dalam mimpi, sedangkan aku tidak berkata banyak padanya, “Doakanlah aku kepada Allah,” tapi aku mengatakan kepada beliau “Ya Rasul, siapakah yang paling kuat hadistnya, Mansyur atau A’Masy’? Beliau bersabda kepadaku ‘Mansur yang menang.”

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement