Kamis 16 Jan 2020 00:47 WIB

KLHK akan Tanam 1,2 Juta Pohon di Lebak dan Bogor

Pemerintah telah menyediakan anggaran sebesar Rp 50 miliar untuk pemulihan lingkungan

Rep: Dedy Darmawan Nasution/ Red: Friska Yolanda
Kondisi rumah yang tertimbun material longsor di Kampung Gunung Julang, Desa Lebaksitu, Kecamatan Lebak Gedong, Banten, Senin (13/1). Daerah yang terkena longsor di Desa Lebaksitu sebanyak tiga Rukun Tetangga dengan total kerusakan 13 rumah rusak dan 5 rumah rata dengan tanah.
Foto: Thoudy Badai
Kondisi rumah yang tertimbun material longsor di Kampung Gunung Julang, Desa Lebaksitu, Kecamatan Lebak Gedong, Banten, Senin (13/1). Daerah yang terkena longsor di Desa Lebaksitu sebanyak tiga Rukun Tetangga dengan total kerusakan 13 rumah rusak dan 5 rumah rata dengan tanah.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah melalui Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) siap melakukan pemulihan lingkungan di Kabupaten Lebak, Banten dan Kabupaten Bogor, Jawa Barat, pascabencana alam banjir dan longsor. Pemulihan salah satunya dilakukan dengan melakukan penanaman 1,2 juta bibit pohon endemik di wilayah yang mengalami kerusakan.

Pelaksana Tugas Direktur Jenderal Pengendalian Daerah Aliran Sungai dan Hutan Lindung KLHK, Yulianto mengatakan, pemerintah telah menyediakan anggaran sebesar Rp 50 miliar untuk pemulihan lingkungan. Dana ini termasuk untuk rehabilitasi hutan dengan penanaman kembali.

Baca Juga

"Saat ini sudah tersedia 400 ribu bibit tanaman endemik yang sudah berada di Lebak dan Bogor. Sebelum ditanam, kita sekaligus lakukan persemaian di daerah sekitar," kata Yulianto dalam Konferensi Pers di Jakarta, Selasa (15/1).

Yulianto mengatakan, kekurangan sekitar 800 bibit pohon akan didatangkan dari luar daerah. Pihaknya masih mencari taman nasional yang siap memasok bibit tanaman endemik ke Lebak dan Bogor. Namun, dipastikan seluruh kegiatan persemaian dan penanaman bisa tuntas pada bulan Maret mendatang.

Sesuai pendataan KLHK, penanaman akan dilakkan di area seluas 2.500 hektare yang terdiri dari 1.900 hektare di kawasan Taman Nasional Gunung Halimun Salak dan 600 hektare yang berada di luar kawasan hutan.

Disamping itu, pihaknya sekaligus akan mendirikan kebun bibit desa disertai dengan penanaman dan bangunan untuk kegiatan konservasi tanah dan air. Di antaranya berupa Dam Penahan sebanyak 250 unit, gully plug 750 unit, serta Instalasi Pemanenan Air Hujan.

KLHK juga akan menyiapkan tanaman vetiver atau yang biasa disebut dengan akar wangi khusus di daerah terdampak longsor yang memiliki kemiringa curam. Menurut Yulianto, tanaman akar wangi memiliki akar yang kuat dan cocok untuk membantu penguatan struktur tanah longsor.

Yulianto menjelaskan, pemerintah pusat langsungturun tangan membantu kegiatan pemulihan tanaman karena Lebak dan Bogor telah menetapkan status darurat bencana. Pemerintah daerah juga telah memohon bantuan dan mendukung semua intervensi yang dilakukan oleh pemerintah pusat.

Sekretaris Jenderal KLHK, Bambang Hendroyono mengatakan, KLHK telah membentuk tim khusus untuk penanggulangan dampak bencana banjir dan longsor di Lebak dan Banten. Seluruh tim juga telah melakukan pemetaan strategi penanganan dampak bencana dan terjun ke lapangan.

"Kita lakukan penanganan holistik bencana ekologis 2020. Karena memang, ini bukan hanya sebatas banjir dan longsor sehingga kami harus melakukan terobosan," kata Bambang.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement