REPUBLIKA.CO.ID, TANGERANG SELATAN -- Pelaku 1001 Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM), Industri Kecil dan Menengah (IKM), dan Craft (kerajinan tangan) Kota Tangerang Selatan (Tangsel) bakal menghelat pameran di ICE BSD, Pagedangan, Tangerang. Pameran bertema "Era Bangkit Expo" itu menargetkan sebanyak 10 ribu pengunjung.
Kegiatan yang diselenggarakan oleh sejumlah pelaku usaha tersebut akan berlangsung selama sepekan pada Maret 2020 nanti. Sejumlah kementerian seperti kementerian ekonomi, koperasi, perdagangan dan lain sebagainya turut diundang guna menjalin kerja sama.
"Untuk target pengunjung akan mencapai sekitar 10 ribu orang, dengan nilai transaksi Rp 25 miliar. Kita yakin kegiatan ini akan mendorong kembali sektor UMKM, IKM, dan kerajinan tangan di Kota Tangsel dan Provinsi Banten," kata Sekjen Gemantara, Abdul Rokhim, Jumat (16/1).
Pameran itu sendiri merupakan kerja sama dua organisasi yakni Poknas dan Gemantara yang konsen di bidang pemberdayaan UMKM Nasional. Nantinya Expo Era Bangkit tidak hanya transaksi jual-beli, nantinya juga sebagai mediator antara pelaku usaha dengan pemerintah.
"Diharapkan expo ini tidak hanya seremonial, tapi ada tindaklanjut dengan program pemerintah yang mengarah pada kemakmuran UMKM. Kita menjembatani agar apa yang menjadi peluang, tantangan dan ganjalan di bawah bisa mendapat solusi," ucapnya.
Lebih lanjut, Abdul mengatakan, kondisi perkembangan UMKM di Kota Tangsel sendiri sebenarnya berjalan lebih baik dari sebelumnya. Sejak dibahasnya Peraturan Daerah (Perda) Perlindungan UMKM oleh legislatif dan Pemerintah Kota.
"Memang kita ini tetap saja pengarahnya itu pemerintah, karena apapun yang kita upayakan di bawah tapi kalau pemerintah tidak menyiapkan pendukung lainnya akan percuma. Di Tangsel kita tahu sudah ada Perda Perlindungan UMKM, ini kita dorong. Sehingga semua hasil UMKM lokal digunakan di semua OPD dan struktur pemerintah," jelasnya.
Sementara itu, Ketua Poknas Banten, Rahmat Hidayat, menyebut jika hambatan yang selama ini dialami pelaku UMKM adalah adanya resistensi antara pemerintah dan pelaku usaha. Kondisi demikian harus dicarikan titik temu, agar keberlanjutan pengembangan UMKM tidak jalan di tempat.
"Kami sepakat mengadakan expo ini untuk mencari solusi, jadi antara pemerintah dan pelaku usaha bisa negosiasi langsung. Harapan kami acara expo ini jadi agenda nasional bagi para pelaku UMKM," ungkapnya.
Para peserta pelaku usaha UMKM tidak dipungut biaya dalam pameran nanti, hanya saja pemesanan khusus untuk masing-masing stand dikenakan biaya sesuai harga modifikasi yang dilakukan.
"Tidak ada biaya, ini gratis. Tapi nanti kalau ada yang memesan stand khusus, dikenakan biaya modifikasi itu," ungkapnya.