REPUBLIKA.CO.ID, BANDAR LAMPUNG -- Wahana Lingkungan Hidup (Walhi) Lampung memyatakan banyak sungai yang berada di Kota Bandar Lampung mengalami pendangkalan (sedimentasi). Dampaknya, setiap memasuki musim penghujan, sungai-sungai yang berada di pemukiman penduduk meluap dan terjadi banjir.
Berdasarkan pendataan, terdapat 28 sungai di Kota Bandar Lampung. Dari jumlah tersebut sekira 98 persen mengalami pendangkalan.
“Normalisasi sungai sudah sangat mendesak, agar air tidak meluap,” kata Direktur Walhi lampung Irfan Tri Musri di Bandar Lampung, Kamis (16/1).
Selama ini, pemerintah tidak melakukan pengerukan sungai secara berkala. Akibatnya, banjir atau genangan air yang terjadi ketika hujan turun secara otomatis menyebabkan air sungai meluap.
Walhi berharap pemerintah daerah setempat mengevaluasi seluruh tindakan dengan segera melakukan normalisasi sungai-sungai. Keadilan ekologis di Lampung sudah mendesak agar tidak terjadi seperti bencana tahunan.
Wali Kota Bandar Lampung Herman HN membantah banjir dan genangan air di 17 titik saat hujan terjadi awal tahun ini dosebabkan oleh tersumbatnya drainase (saluran air seperti sungai, siring, parit, dan gorong-gorong). Menurut dia, banjir di beberapa kawasan tersebut terjadi karena tingginya curah hujan yang membuat air meluap ke segala arah, khususnya di wilayah rendah. Ia menyakini drainase yang ada sudah normal, dan telah dilakukan pembersihan menjelang musim hujan.
Pemerintah Kota Bandar Lampung mengklaim juga sudah berupaya menormalisasi sungai-sungai, menambah tinggi pondasi dan perbaikan talut gorong-gorong. Namun karena curah hujan tinggi, air sungai meluap ke jalan.
Ia meminta kepada warga Bandar Lampung, untuk sama-sama peduli terhadap lingkungan dan bergotong-royong membersihkan gorong-gorong, serta tidak membuang sampah di sungai.