Sabtu 18 Jan 2020 03:17 WIB

UKM Jawa Timur Didorong Terapkan SNI

50 pelaku UKM di Jawa Timur ikut sosialisasi dari BSN

Rep: Dadang Kurnia/ Red: Esthi Maharani
Badan Standardisasi Nasional (BSN)
Foto: bsn
Badan Standardisasi Nasional (BSN)

REPUBLIKA.CO.ID, PASURUAN -- Badan Standardisasi Nasional (BSN) menggelar sosialisasi bertajuk “Manfaat Standardisasi untuk Pemastian Mutu/ Keamanan Produk dan Daya Saing Industri/ UMKM” kepada lebih dari 50 pelaku UKM di Jawa Timur. Kegiatan tersebut digelar di Sampoerna Entrepreneurship Training Center (SETC), Pasuruan, Jumat (17/1).

Kepala BSN, Bambang Prasetya menyatakan betapa pentingnya standardisasi tersebut, untuk meningkatkan daya saing UKM baik di dalam maupun luar negeri. Bambang berharap, pemerintah dan semua pihak bisa hadir untuk mendukung standarisasi para pelaku UKM. Apalagi jumlah UKM di Indonesia saat ini jumlahnya mencapai 60 juta.

"Kita terus berupaya menciptakan role model penerapan SNI yang banyak pihak perlu diajari, termasuk UKM. Ini untuk meningkatkan daya saing produk mereka, sehingha bisa impor," kata Bambang.

Bambang mengapresiasi banyak pihak yang melakukan pendampingan terhadap UKM. Baik itu dari Kementrian, juga dari perusahaan-perusahaan melalui program corporate social responsibiloty (CSR). Menurutnya, yang perlu ditekankan, semua kelompok yang mendampingi pelaku UKM tersebut, mau melakukan standarisasi, sehingga pemasaran produknya lebih luas.

"Apa yang sudah dilakukan SETC ini sudah bagus. Mereka membina UKM sampai ke tingkat pemasarannya. Tinggal nambahin saja di ujung agar di-SNI-kan. Sehingga UKM lebih maju," ujar Bambang.

Bambang mengatakan, Jawa Timur menjadi salah satu provinsi di Indonesia dengan jumlah UKM yang sangat besar. Besarnya jumlah UMK tersebut berpotensi menjadi pendorong pertumbuhan ekonomi. Jawa Timur juga kerap kali mempromosikan komoditi UKM unggulannya seperti industri makanan dan minuman, tekstil, dan alas kaki.

Maka dari itu, menurutnya sosialisasi terkait penerapan SNI kepada UKM di Jatim perlu digencarkan. Bambang menuturkan, standardisasi selain untuk meningkatkan daya saing produk, juga untuk melindungi konsumen. Karena, produk yang sudah distandarisasi, sudah sangat terjamin keamanannya.

"Tetapi, jauh lebih penting adalah bagaimana mendukung iklim usaha yang kondusif dan peningkatan daya saing antar pelaku usaha. Saat ini, BSN secara proaktif hadir di tengah-tengah pelaku UKM untuk meningkatkan kesadaran mengenai iklim usaha yang saat ini sangat kompetitif," kata Bambang.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement