REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Kawan dekat Rudy Giuliani, pengacara pribadi Donald Trump, mengklaim presiden itu terlibat langsung dalam upaya menekan Ukraina agar bersedia menyelidiki rival politiknya Joe Biden. Le Parnas mengatakan atas perintah Giuliani pada Mei tahun lalu memberikan ultimatum kepada pemerintah Ukraina.
Kepada pemerintah Ukraina, Parnas mengatakan apabila mereka tidak mengumumkan penyelidikan terhadap Biden maka tidak akan ada pejabat pemerintah Amerika Serikat (AS) yang hadir dalam upacara pelantikan presiden mereka. Selain itu, Parnas mengancam akan menahan bantuan militer AS padahal bantuan itu sangat penting bagi Ukraina untuk menghadapi pemberontak yang didukung Rusia.
Ia mengatakan Trump mengetahui upaya Giuliani untuk mengamankan penyelidikan terhadap Biden tersebut. Menurutnya Trump melakukan rapat secara rutin. "Presiden Trump tahu persis apa yang sedang terjadi," kata Parnas, Jumat (17/1).
Parnas adalah seorang pengusaha asal Florida yang lahir di Uni Soviet. Saat ini ia menghadapi dakwaan kriminal terkait pelanggara keuangan kampanye. "Dia mengetahui semua pergerakan saya, saya tidak akan melakukan apa pun tanpa persetujuan Rudy Giuliani atau presiden," tambah Parnas.
Jika cerita Parnas ini benar, maka akan menghancurkan pertahanan Partai Republik yang mengusung Trump dalam sidang pemakzulan. Partai Republik mengatakan langkah Trump menahan bantuan militer untuk Ukraina pada musim panas lalu bukan upaya mendapatkan timbal balik agar Ukraina bersedia menyelidiki Biden.
Trump berulang kali mengatakan ia tidak pernah mengenal Parnas walaupun ada banyak bukti foto yang menunjukkan kebersamaan mereka. Termasuk makan malam dengan setengah lusin orang di Washington pada April 2018.
"Sebagai presiden saya bertemu dengan ribuan orang, saya mengambil ribuan foto, saya tidak mengenalnya, saya tidak pernah ingat saya pernah berbicara dengannya," kata Trump di Gedung Putih.
Dalam wawancaranya dengan Rachel Maddow di stasiun televisi MSNBC yang disiarkan pada Rabu dan Kamis lalu, Parnas membeberkan sejumlah klaim. Wawancara itu dilakukan satu hari setelah Parnas mengatakan ia mengirimkan pesan kepada Ukraina, Departemen Luar Negeri mengumumkan Wakil Presiden Mike Pence tidak akan menghadiri pelantikan Presiden Ukraina Volodymir Zelenskiy.
Parnas menuduh Trump meminta Pence untuk tidak menghadiri acara pelantikan itu karena Trump ingin Ukraina menyadari keseriusan permintaannya untuk menyelidiki Biden. Mantan wakil presiden Barack Obama itu memiliki peluang paling besar dari Partai Demokrat untuk bersaing dengan Trump dalam pemilihan presiden November mendatang.
Parnas mengatakan setiap komunikasinya dengan tim Zelenskiy sesuai dengan arahan Giuliani. Parnas sering mendengar Giuliani memberikan laporan kepada Trump tentang kemajuan upaya mereka. Giuliani menyatakan pernyataan Parnas 'menyedihkan'. Ia mengatakan telah salah menilai Parnas.
"Saya merasa kasihan kepadanya, saya pikir ia orang yang terhormat, saya telah salah," kata Giuliani. Saat ditanya apakah artinya Parnas sudah berbohong. Giuliani mengatakan 'saya belum menanggapinya'.
Parnas mengatakan ia juga mendengar Giuliani dan pengacara Trump lainnya Victoria Toensing memberikan pengarahan kepada Jaksa Agung William Barr melalui telepon. Mereka menjabarkan upaya menekan pemerintah Ukraina untuk mengumumkan penyelidikan terhadap Biden dan putranya Hunter. "Pada dasarnya Barr bagian dari tim," kata Parnas.
Pada September tahun lalu Departemen Kehakiman AS mengatakan Trump tidak berbicara dengan Barr mengenai penyelidikan Ukraina terhadap Biden dan jaksa agung tidak membahas Ukraina dengan Giuliani. Juru bicara Departemen Kehakiman AS Kerri Kupec mengatakan klaim Parnas '100 persen salah'.
Melalui Twitter, Toensing mengatakan Parnas 'jelas berbohong' tentang percakapannya dengan Barr. Pence yang Parnas tuduh membahas penyelidikan terhadap Biden dengan Zelenskiy di Polandia pada September juga membantah kenal dengan Parnas. "Saya tidak kenal dengan orang itu," kata Pence.
Sementara itu ada foto yang menunjukkan ia pernah berfoto berdampingan dengan Parnas. Wakil presiden AS itu mengatakan pernyataan Parnas yang menuduhnya berpartisipasi dalam upaya menekan Ukraina 'sepenuhnya palsu'.
Parnas juga mengatakan Menteri Luar Negeri Mike Pompeo dan mantan menteri energi Rick Perry ikut berperan dalam skema tersebut. Keduanya telah membantah pernyataan Parnas.