REPUBLIKA.CO.ID, KUDUS -- Anggota Barisan Ansor Serbaguna (Banser) di Tanah Air diminta untuk lebih profesional guna meningkatkan derajat organisasi dalam berbangsa dan bernegara. Demikian disampaikan Kepala Satuan Koordinasi Nasional (Kasatkornas) Barisan Ansor Serbaguna (Banser) Alfa Isnaeni.
"Sebagai anggota Banser juga harus meningkatkan keahlian dengan mengikuti sejumlah pelatihan, mengingat di Banser sendiri terdapat beberapa bidang tugas yang bisa diikuti," ujarnya saat memimpin gelar pasukan 10 ribu kader Gerakan Pemuda (GP) Ansor dan Banser di Alun-alun Kudus, Jateng, Ahad sore.
Di antaranya, kata dia, bertugas dalam tanggap bencana alam, kesehatan serta ada bidang pengaturan lalu lintas.
Setelah mengikuti pendidikan dan pelatihan dasar, masing-masing anggota banser akan menentukan pilihannya. Apakah di bidang tanggap bencana atau pengaturan lalu lintas maupun bidang keahlian lain yang ada.
Ia juga meminta anggota Banser untuk membaca aturan perundang-undangan, terutama UU Keamanan Negara karena keberadaan Banser juga mempunyai tugas menjaga Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) dan Pancasila.
"Dalam momentum pergantian kepemimpinan ini, Ansor dan Banser tetap konsisten dalam menjaga kesetiaan pancasila dan NKRI," ujarnya.
Terkait fenomena kemunculan Sunda Empire hingga kerajaan yang ramai beberapa waktu terakhir, kata dia, Banser dengan tegas menolak kehadiran kerajaan tersebut, mengingat sikap NKRI harga mati merupakan prinsip yang harus dijunjung dengan kuat.
"Jika kehadirannya dalam rangka meneguhkan sikap berbangsa tertentu, tidak boleh," ujarnya.
Pasalnya, kata dia, di negara ini hanya ada satu bangsa yaitu bangsa Indonesia dan praktis tidak ada bangsa yang lain, baik itu kerajaan atau "Sunda Empire".
Ia berharap pemerintah bersikap tegas terkait hal itu semua agar tidak berkembang di tengah-tengah masyarakat.
Pada kesempatan tersebut, dia juga mengajak anggota Banser dan Ansor untuk meneguhkan sikap keindonesiaan, yaitu UUD 45 dan NKRI, kemudian sikap keislaman yang sesuai dengan ajaran kiai.
"Yakni Islam yang Rahmatan Lil Alamin, Islam yang tidak menjelek-jelekkan. Ini yang selalu kami kembangkan terus," tuturnya