Senin 20 Jan 2020 21:55 WIB

In Picture: Bangkok Diselimuti Kabut Tebal, Kualitas Udara Buruk

.

Rep: Lintar Satria, Dwina Agustin/ Red: Yogi Ardhi

Lapisan tebal kabut asap kendaraan di Kota Bangkok, Thailand, Senin (20/1). Tingkat polusi di Kota Bangkok meningkat hingga 89 micrograms per meter kubik di beberapa wilayah Bangkok. (FOTO : Sakchai Lalit/AP Photo)

Warga setempat mengenakan masker untuk menhindari kualitas udara yang buruk di Kota Bangkok, Thailand, Senin (20/1). Tingkat polusi di Kota Bangkok meningkat hingga 89 micrograms per meter kubik di beberapa wilayah Bangkok. (FOTO : Sakchai Lalit/AP Photo)

Lapisan tebal kabut asap kendaraan di Kota Bangkok, Thailand, Senin (20/1). Tingkat polusi di Kota Bangkok meningkat hingga 89 micrograms per meter kubik di beberapa wilayah Bangkok. (FOTO : Sakchai Lalit/AP Photo)

Warga setempat mengenakan masker untuk menhindari kualitas udara yang buruk di Kota Bangkok, Thailand, Senin (20/1). Tingkat polusi di Kota Bangkok meningkat hingga 89 micrograms per meter kubik di beberapa wilayah Bangkok. (FOTO : Sakchai Lalit/AP Photo)

Lapisan tebal kabut asap kendaraan di Kota Bangkok, Thailand, Senin (20/1). Tingkat polusi di Kota Bangkok meningkat hingga 89 micrograms per meter kubik di beberapa wilayah Bangkok. (FOTO : Sakchai Lalit/AP Photo)

inline

REPUBLIKA.CO.ID, BANGKOK -- Selama satu pekan terakhir Bangkok telah dicekik kabut tebal. Warga ibu kota Thailand itu mulai menyalahkan pemerintah yang menurut mereka tidak efektif dalam mengatasi masalah tersebut.

Departemen Pengendali Polusi Thailand mengatakan pada Senin (20/1) sore di beberapa wilayah partikel PM 2,5 yang ada dalam kabut telah mencapai 95 mikrogram per kubik. Mereka mengatakan level PM 2,5 itu sudah membahayakan kesehatan karena batas minimalnya 50 mikrogram per kubik. Partikel PM 2.5 cukup kecil untuk masuk ke dalam paru-paru. Partikel itu dapat menyebabkan masalah bronkitis jangka pendek dan membahayakan kesehatan jangka panjang.

sumber : Republika, AP Photo
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement