Kamis 23 Jan 2020 06:08 WIB

Virus Corona Masuk AS, Otoritas Lacak Warga yang Kontak dengan Pasien

Amerika Serikat menambah daftar panjang negara di luar Cina yang melaporkan kasus virus corona jenis baru. Meski risiko virus bagi warga AS dinilai rendah, pemindaian penumpang di lima bandara di AS tetap ditingkatkan.

Rep: deutsche welle/ Red: deutsche welle
Reuters/L. Wasson
Reuters/L. Wasson

Amerika Serikat (AS) pada Selasa (21/01), melaporkan kasus virus corona baru pertama di negara itu. Seorang warga Washington yang pada pekan lalu kembali ke negaranya setelah mengunjungi daerah wabah di Cina, saat ini dirawat di rumah sakit di Seatlle.

Pasien pertama warga AS seorang pria berusia 30-an itu berada dalam kondisi baik dan tidak dianggap sebagai ancaman bagi staf medis maupun masyarakat. Demikian keterangan dari pejabat kesehatan setempat.

Otoritas AS menekankan bahwa mereka percaya risiko keseluruhan virus itu bagi masyarakat Amerika Serikat tetap rendah. “Ini bukan waktunya untuk cemas,“ kata Gubernur negara bagian Washington, Jay Inslee.

Pasien pertama AS tersebut awalnya tidak memiliki gejala terinfeksi saat mendarat di bandara Seattle-Tacoma pada Rabu (15/01). Namun, ia mulai merasa sakit pada Kamis (16/01) dan memeriksakan diri ke dokter pada hari Minggu (19/01) dengan gejala demam dan batuk, demikian menurut pejabat kesehatan AS. Pengujian di laboratorium pada Senin (20/01) mengkonfirmasi bahwa ia terinfeksi virus corona jenis baru tersebut.

“Pasien saat ini kondisinya sangat bagus,” kata Dr. Nancy Messonnier dari Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS (CDC) pada Selasa (21/01). Rumah sakit tempat pasien itu dirawat, Providence Regional Medical Center di Everett, melalui sebuah pernyataan menegaskan, pria tersebut akan tetap berada dalam isolasi dan pengawasan setidaknya sampai Kamis (23/01).

Pejabat dari CDC juga menambahkan, pihaknya telah mengirim tim ke Washington untuk melacak orang-orang yang melakukan kontak langsung dengan pasien. Pihak rumah sakit menyebutkan, pasien bersangkutan melakukan kontak dengan “sejumlah staf dan pasien lainnya“ yang kemungkinan berada bersama dengan pasien itu di dalam klinik.

Dengan temuan kasus ini, Amerika Serikat menjadi negara kelima di luar Cina yang telah melaporkan kasus virus corona, mengikuti Thailand, Jepang, Korea Selatan, dan Taiwan.

Pemindaian gejala virus diperketat di 5 bandara AS

Sejumlah bandara dilaporkan meningkatkan pemantauan terkait merebaknya kasus virus corona. Pemeriksaan penumpang dari Cina dilakukan untuk memonitort gejala-gejala kemungkinan sakit akibat oleh virus tersebut, terutama saat musim mudik Tahun Baru Imlek.

Akhir pekan lalu, pejabat kesehatan AS mulai melakukan pemeriksaan terhadap penumpang yang datang dari Wuhan di Cina tengah, tempat wabah tersebut berawal.

Pemindaian telah berlangsung di tiga bandara di AS, yaitu bandara Kennedy di New York, bandara Los Angeles dan bandara di San Fransisco.

Pusat Pengendalian dan Penyakit AS (CDC) mengumumkan Selasa (21/01), pemindaian juga akan dilakukan di bandara O’Hare di Chicago dan bandara di Atlanta pada pekan ini.

Tidak hanya itu, otoritas AS juga akan mulai "memaksa" seluruh penumpang yang terbang dari Wuhan untuk mendarat di salah satu bandara dari lima bandara tersebut, jika ingin diizinkan masuk ke Amerika Serikat.

Dapat menyebar dari manusia ke manusia

Strain virus yang baru ditemukan ini, telah menginfeksi sedikitnya 440 orang di Cina dan menyebabkan setidaknya sembilan orang meninggal dunia. Virus ini memicu simptoma batuk, demam, kesulitan bernapas dan pneumonia.

Para dokter di Wuhan pada bulan lalu mendiagnosa virus baru tersebut pada pasien yang jatuh sakit setelah menghabiskan waktu di pusat grosir makanan laut. Otoritas Cina mengatakan bahwa virus tersebut kemungkinan menyebar dari hewan ke manusia, namun pekan ini otoritas Cina menyimpulkan bahwa virus itu juga dapat menular langsung dari manusia ke manusia.

Otoritas kesehatan Cina pada bulan ini mengidentifikasi virus di balik wabah di Cina sebagai virus corona tipe baru. Virus corona merupakan keluarga besar dari sejumlah virus, yang beberapa di antaranya menyebabkan gejala pilek. Virus lain yang ditemukan pada kelelawar, unta, dan hewan lain melakukan evolusi menjadi penyakit yang lebih parah.

SARS, atau sindrom pernapasan akut parah, merupakan bagian dari keluarga virus corona, tetapi media pemerintah Cina mengatakan bahwa penyakit yang ditemukan di Wuhan berbeda dari virus corona yang teridentifikasi pada masa lalu.

Virus baru itu, sejauh ini fatalitasnya tidak setinggi virus SARS dan MERS. Tetapi diingatkan, virus kadang dapat melakukan mutasi dengan cepat menjadi lebih berbahaya.

Peneliti virus corona dari Universitas Washington, David Veesler mengatakan, masyarakat “tidak perlu panik saat ini“. Respon pemerintah sudah “sangat efisien“, kata Veesler. “Hanya dalam beberapa minggu, Cina mampu mengidentifikasi virus, mengisolasinya dan membagikan informasi terkait virus itu," tambah Veesler. “Kita belum memiliki cukup data untuk menilai separah apa penyakit ini.“

gtp/as(AP)

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Disclaimer: Berita ini merupakan kerja sama Republika.co.id dengan deutsche welle. Hal yang terkait dengan tulisan, foto, grafis, video, dan keseluruhan isi berita menjadi tanggung jawab deutsche welle.
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement