Senin 27 Jan 2020 12:43 WIB

Benahi PT PAL, Jokowi: Dulu Kelihatan tak Ada Manajemen

Jokowi menekankan memperluas pasar atas produk ketahanan yang diproduksi Indonesia.

Rep: Sapto Andika Candra/ Red: Friska Yolanda
Presiden Jokowi memimpin rapat terbatas di dalam hanggar produksi kapal selam PT PAL Indonesia, Senin (27/1).
Foto: Republika/Sapto Andiko Condro
Presiden Jokowi memimpin rapat terbatas di dalam hanggar produksi kapal selam PT PAL Indonesia, Senin (27/1).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden Joko Widodo (Jokowi) memimpin rapat terbatas di dalam hanggar produksi kapal selam milik PT PAL Indonesia (persero), Senin (27/1) siang. Uniknya, rapat yang diikuti jajaran menteri Kabinet Indonesia Maju ini dilakukan tepat di samping panel overhaul kapal selam KRI Cakra-401 yang belum rampung dikerjakan. 

Ada hal unik yang disampaikan Jokowi dalam sambutan rapat terbatas kali ini. Ia mengapresiasi ada perbaikan tata kelola manajamen yang terlihat jelas dilakukan PT PAL. Pasalnya, presiden punya pengalaman tak menyenangkan saat berkunjung pertama kali pada 2015 lalu. Saat itu, Jokowi prihatin lantaran minimnya manajamen sehingga pabrik terlihat tak tertata. 

Baca Juga

"Kelihatan tidak ada manajemennya di pabrik ini, di workshop ini. Mesin-mesin berceceran, dan saat itu saya langsung perintahkan kepada menteri untuk dibenahi," jelas Jokowi di hadapan Menteri Pertahanan Prabowo, Menteri BUMN Erick Thohir, dan jajaran menteri lainnya. 

Pascakunjungan pertama itu, pemerintah lantas mengucurkan penyertaan modal negara (PMN) sebesar Rp 1,5 triliun kepada PT PAL Indonesia. Presiden pun mengaku senang bahwa suntikan modal tersebut benar-benar dimanfaatkan untuk melakukan pembenahan pabrik. 

"Kelihatan sekali ada sebuah perubahan manajemen. Saya ini orang pabrik jadi lihat masuk ke sebuah ruangan itu kelihatan, ada manajemennya atau tidak, tata kelolanya benar atau tidak," ujar Jokowi. 

Dalam rapat terbatas siang ini, Presiden Jokowi menekankan kepada jajarannya untuk memperluas pasar atas produk ketahanan yang diproduksi Indonesia. Ia mendorong agar BUMN cluster pertahanan seperti PT PAL, PT Dirgantara Indonesia, dan PT Pindad bisa berkolaborasi untuk menggandeng UKM atau pabrikan swasta. Ia pun tak menghalangi bila BUMN bekerja sama dengan perusahaan luar negeri. 

"Kita harus fokus terhadap pembenahan ekosistem industri pertahanan. Reformasi supply chain dan pengembangan industri lokal untuk mengurangi ketergantungan kita pada barang-barang impor," jelas Presiden. 

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement