REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Perdagangan, Agus Suparmanto memastikan wabah Virus Corona di Kota Wuhan, China tidak akan berdampak pada kinerja ekspor Indonesia ke China. Meskipun penyebaran virus telah menjadi sorotan dan berdampak pada aktivitas masyarakat China, situasi perdagangan Indonesia-China masih berjalan normal.
"Saya rasa (ekspor) tidak ada dampaknya. Tetap dijalankan sesuai prosedur ekspor," kata Agus kepada wartawan di Bidakara, Jakarta, Senin (27/1).
Ia menuturkan, China merupakan pasar ekspor yang sangat besar bagi Indonesia karena memiliki 1,7 miliar penduduk. Pasar yang besar itu, kata Agus, masih tetap normal dan belum terganggu akibat kasus Virus Corona.
"Pemakai produk kita (di China) tetap karena China ini besar sekali," ujarnya.
Sebagaimana diketahui, sepanjang tahun 2019 lalu, China masih menduduki sebagai pangsa ekspor nonmigas terbesar bagi Indonesia. Total nilai ekspor Indonesia ke China mencapai 25,85 miliar dolar AS atau sekitar 16,68 persen terhadap total ekspor. Pangsa ekspor terbesar kedua diikuti Amerika Serikat sebesar 17,68 miliar AS serta Jepang 13,75 miliar dolar AS.
Meski demikian, Indonesia tetap mengalami defisit perdagangan atas China. Sebab, nilai impor Indonesia dari China sepanjang 2019 lebih besar yakni mencapai 44,58 miliar dolar AS atau 29,95 persen dari total impor Indonesia. Dengan kata lain, Indonesia defisit sebesar 18,7 miliar dolar AS terhadap China.
Soal impor, Agus mengatakan bahwa Kemendag sudah berkoordinasi dengan Kementerian Kesehatan terkait pengetatan barang impor yang masuk dari Cina. Hal itu sebagai antisipasi penularan Virus Corona. "Kita akan evaluasi dan terus lihat karena kejadian ini baru dan masih berkembang," tuturnya.