Rabu 29 Jan 2020 08:38 WIB

Jepang Kirim Pesawat untuk Evakuasi Warganya di Wuhan

Pemerintah Jepang menerbangkan pesawat evakuasi ke Kota Wuhan, Selasa (28/1)

Rep: Febryan A./ Red: Christiyaningsih
Anak perempuan mengenakan masker masker di atas gendongan seorang pria sambil menyusuri jalanan. Pemerintah Jepang menerbangkan pesawat evakuasi ke Kota Wuhan, Selasa (28/1). Ilustrasi.
Foto: AP
Anak perempuan mengenakan masker masker di atas gendongan seorang pria sambil menyusuri jalanan. Pemerintah Jepang menerbangkan pesawat evakuasi ke Kota Wuhan, Selasa (28/1). Ilustrasi.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah Jepang menerbangkan pesawat pertamanya ke Kota Wuhan, China, untuk mengevakuasi warganya pada Selasa (28/1) malam. Wuhan adalah kota yang kini dilanda wabah virus Corona.

Pejabat Kementerian Luar Negeri Jepang mengatakan pesawat itu diterbangkan ke Wuhan sekitar pukul 20.00 waktu setempat. Pesawat itu akan membawa ratusan warga Jepang kembali ke Tokyo pada Rabu (29/1) pagi.

Baca Juga

Menteri Luar Negeri Jepang Toshimitsu mengatakan pihaknya juga tengah berupaya menambah pesawat evakusi ke Wuhan. "Kami juga akan membawa persediaan bantuan seperti masker dan pakaian pelindung untuk orang-orang China dan juga warga negara Jepang (di Wuhan)" ucapnya.

Adapun jumlah warga negara Jepang di Wuhan yang sudah menyatakan keinginan untuk dievakuasi mencapai 650 orang. Pesawat pertama itu diperkirakan mampu mengangkut 200 orang.

Proses evakusi itu akan disertai sejumlah tenaga medis guna memantau para penumpang selama penerbangan. Meski demikian, sekitar 200 orang itu tidak akan dikarantina sesampainya di Jepang. Mereka hanya akan diminta mengisi kuisioner medis dan memberikan nomor kontak.

"Kami akan mengirim sekitar empat orang per pesawat. Seorang dokter medis, seorang petugas karantina, seorang perawat, dan sebagainya. Kami akan melakukan karantina di pesawat dalam perjalanan pulang," kata seorang pejabat kementerian kesehatan kepada AFP.

Pejabat lainya dari Kementerian Kesehatan Jepang menambahkan para penumpang yang didapati sedang demam tinggi kemungkinan tidak akan ikut dievakuasi. Sedangkan mereka yang baru menunjukkan gejala setelah di pesawat akan segera dirujuk ke rumah sakit sesampainya di Jepang.

"Kami juga akan meminta semua penumpang agar tidak mendekati kerumunan untuk sementara waktu (setelah sampai di Jepang), meski mereka tidak demam," kata pejabat itu.

Para penumpang yang tinggal dekat Tokyo akan dipersilakan pulang ke rumah. Sedangkan yang rumahnya jauh akan diinapkan di hotel untuk sementara waktu.

Sejauh ini Menteri Kesehatan Jepang telah mengonfirmasi tujuh orang terjangkit virus Corona di Negeri Matahari Terbit itu. Satu di antaranya adalah warga yang tak pernah bepergian ke China.

Pria dari wilayah barat Nara itu adalah seorang sopir bus wisata. Ia diketahui membawa penumpang dari Kota Wuhan sebanyak dua kali selama Januari ini.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement