Kamis 30 Jan 2020 15:25 WIB

Pemuda Muhammadiyah Benarkan Perusakan Mushala di Minahasa

Perusakan mushala di Minahasa Utara terjadi pada Rabu sore (29/1).

Rep: Andrian Saputra / Red: Ani Nursalikah
Pemuda Muhammadiyah Benarkan Perusakan Mushala di Minahasa. Garis polisi (ilustrasi)
Foto: Antara/M Agung Rajasa
Pemuda Muhammadiyah Benarkan Perusakan Mushala di Minahasa. Garis polisi (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA --- Ketua Komunikasi Pemuda Muhammadiyah Gusman Fahrizal membenarkan adanya perusakan sebuah mushala di Kabupaten Minahasa Utara. Ia pun sangat menyayangkan terjadinya perusakan tempat ibadah tersebut.

"Kami sangat menyayangkan adanya masyarakat yang merusak tempat ibadah itu dan kami sangat sedih melihat kejadian seperti ini. Tentu kita berharap masyarakat agar tetap menjaga kedamaian antar sesama umat, sesama bangsa, saling menghargai agama lain," kata Gusman kepada Republika.co.id, Kamis (30/1)

Baca Juga

Menurut informasi yang diperoleh Republika.co.id, perusakan mushala terjadi pada Rabu (29/1) sore tepatnya pukul 17.48 Wita. Perusakan mushala bermula saat sekitar 50 orang dari organisasi kemasyarakatan Waraney dari Desa Tumalutung, Kecamatan Kauditan, Kabupaten Minahasa Sulawesi Utara mendatangi Mushala Al Hidayah yang berada di Perum Agape, Desa Tumalutung. Ormas yang diketuai Novita Malonda tersebut langsung melakukan perusakan pada mushala Al Hidayah.

Diduga perusakan terjadi dipicu penolakan masyarakat terhadap kelompok jamaah tabligh dari Makassar yang datang dan beribadah di mushala tersebut. Masyarakat tak terima, terlebih jumlah jamaah tabligh yang datang tidak sesuai dengan surat izin yang disampaikan. Pada surat izin, jumlah jamaah yang hadir hanya 10 orang, namun jamaah tabligh yang datang ke mushala sebanyak 20 orang.

Pascakejadian itu aparat kepolisian dari Polres Minahasa Utara langsung datang ke lokasi. Namun, sekitar pukul 22.05 Wita kondisi semakin memanas lantaran 30 anggota Barisan Solidaritas Muslim yang tiba di Perum Agape memaksa masuk. Mereka kemudian diadang oleh kelompok masyarakat Tumalutung.

Hal itu pun membuat suasana semakin panas hingga terjadi saling adu mulut dan teriakan. Suasana baru bisa dikendalikan pada pukul 22.40 Wita setelah aparat melakukan mediasi antara kedua belah pihak. Akibat kerusuhan, dinding dan pagar mushala Al Hidayah mengalami kerusakan.

"Kami berharap penegak hukum bisa mengambil langkah dan tupoksinya menindaklanjuti secara hukum. Jadi jangan sampai masyarakat main hakim sendiri terhadap orang orang yang melakukan perusakan," katanya.

Pimpinan Wilayah Pemuda Muhammadiyah Sulut juga telah mengeluarkan pernyataan sikap terkait perusakan mushala Al Hidayah di Minahasa Utara. PW Pemuda Muhammadiyah Sulut mengutuk keras tindakan tersebut dan mendesak pemerintah Minahasa Utara dan aparat mengusut tuntas perusakan mushala Al Hidayah. PW Muhammadiyah Sulut juga mengimbau masyarakat dapat menahan diri dan tidak terprovokasi.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement