Jumat 31 Jan 2020 01:08 WIB

Cucu Nekat Curi Mesin Cuci Milik Neneknya

Polisi mengatakan cucu mencuri mesin cuci milik neneknya karena ingin foya-foya.

Pencurian/Maling (Ilustrasi)
Foto: pixabay
Pencurian/Maling (Ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, MATARAM -- Seorang cucu berinisial TK (23 taun), ditangkap anggota Kepolisian Resor Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat. Sebab, ia nekat mencuri dan menjual mesin cuci milik neneknya, Kartini (81).

"Jadi alasan dia mencuri mesin cuci milik neneknya ini ingin rasain hidup foya-foya. Uang Rp500 ribu hasil penjualan, dia gunakan untuk tidur dihotel," kata Wakasat Reskrim Polresta Mataram AKP I Putu Bujangga di Mataram, Kamis (30/1).

Baca Juga

Aksi pencurian mesin cuci terbongkar setelah polisi menindaklanjuti laporan korban. Identitas TK bersama seorang rekannya yang masih buron terungkap dari hasil olah TKP di rumah korban, Kelurahan Taman Sari, Kecamatan Ampenan.

"Dari hasil olah TKP terungkap pelaku bersama seorang rekannya yang dikenali warga membawa keluar mesin cuci. Bersama seorang rekannya, barang bukti diangkut dengan sepeda motor," ujarnya.

Lebih lanjut, mesin cuci milik neneknya yang dijual seharga Rp500 ribu telah diamankan setelah TK lebih dulu ditangkap ketika berada di sekitar Taman Malomba, Kecamatan Ampenan. Sedangkan untuk rekannya yang belakangan diketahui berinisial AJ, asal Lingkungan Gatep, Kecamatan Ampenan, masih dalam perburuan di lapangan.

Kini TK yang telah mendekam di balik jeruji besi Mapolresta Mataram ditetapkan sebagai tersangka dengan sangkaan pidana Pasal 363 KUHP Juncto Pasal 367 KUHP. "Mengingat yang dicuri adalah barang milik neneknya, makanya kita turut sangkakan Pasal 367 KUHP tentang Pencurian Dalam Keluarga," ucapnya.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement