Jumat 31 Jan 2020 09:06 WIB

Menag Kembali Tekankan Korelasi Toleransi dan Investasi

Toleransi di suatu negara akan mengundang investasi dan wisatawan.

Rep: Nugroho Habibi/ Red: Nashih Nashrullah
Menag Fachrul Razi menegaskan toleransi di suatu negara akan mengundang investasi dan wisatawan.
Foto: Republika/Umar Mukhtar
Menag Fachrul Razi menegaskan toleransi di suatu negara akan mengundang investasi dan wisatawan.

REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR— Menteri Agama, Fachrul Razi, menjelaskan pentingnya menyebarkan sikap toleransi antarumat beragama di Indonesia. 

Menurut Fachrul, toleransi sebagai modal kemajuan bangsa serta dapat mengundang investor dan wisatawan untuk masuk ke Indonesia.   

Baca Juga

"Saya garis bawahi, toleransi adalah modal untuk kemajuan, terutama mengundang investasi dan wisatawan," ucap Fachrul di Gereja Zebaoth, Kota Bogor, Kamis (30/1). 

Fachrul mencontohkan, salah satu negara, yakni Uni Emirat Arab (UEA) yang menjunjung tinggi sikap toleransi yang pernah dikunjunginya. 

Dia memaparkan, wisatawan berdatangan berkali-kali lipat melebihi penduduk negara tersebut. "Saya contohkan tadi macam Negara Uni Emirata Arab. Pak, kami punya penduduk dua juta. Kami punya wisatawan 14 juta dan akan naik lebih tinggi," jelas Fachrul. 

Fachrul menanyakan, alasan banyaknya wisatawan yang berkunjung ke UEA. Sebab, di negara itu semua agama yang ada menjunjung tinggi toleransi  

"Mengapa banyak orang yang suka ke sini? Karena, kami sangat rukun dan damai. Semua agama sangat rukun di sini," katanya mengutip pernyataan pejabat tinggi UEA saat Menag berkunjung ke negara itu. 

Oleh sebab itu, Fachrul meminta, semua masyarakat di Indonesia bisa terus menjunjung tinggi toleransi. Sehingga, kunjungan wisatawan termasuk investor dapat semakin berkembang di Indonesia. "Dan saya kira di kita rukun. Dan itu perlu kita tingkatkan," pintanya. 

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement