Jumat 31 Jan 2020 20:23 WIB

Sri Mulyani Sebut Virus Corona Jadi Tantangan Ekonomi RI

Merebaknya virus corona dari China dapat mempengaruhi pertumbuhan ekonomi global

Rep: Dedy Darmawan Nasution/ Red: Nidia Zuraya
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati.
Foto: Antara/Hafidz Mubarak A
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengungkapkan bahwa situasi ekonomi global pada bulan pertama tahun 2020 amat berat. Dunia dihadapkan pada ketidakpastian berkepanjangan dan perlu diantisipasi setiap negara. 

Selama Januari ini, Sri mengatakan, panasnya ketegangan geopolitik hingga merebaknya virus corona dari China dapat mempengaruhi pertumbuhan ekonomi global yang berdampak langsung ke negara-negara di dunia. 

Baca Juga

"Kita menghadapi ketidakpastian yang tidak bisa diprediksi. Ini baru masuk bulan pertama, kepastian akan terus berlangsung dari berbagai sumber," kata Sri di Kementerian Keuangan, Jumat (31/1). 

Sri pun mengatakan, dampak virus corona terhadap perekonomian global jauh lebih besar ketimbang Britain Exit (Brexit) yang akan segera terlaksana. Sebab, hingga saat ini belum diketahui sejauh mana penyebaran virus tersebut dan akan seberapa besar dampak yang bisa ditimbulkan. 

"Ini belum seattle karena kita belum tau penyebarannya. Apalagi, tingkat kematian meningkat secara cepat," kata dia.

Di Indonesia, Sri mengatakan bahwa banyak tugas yang harus dilakukan oleh jajarannya agar instrumen APBN 2020 menjadi pendorong perkonomian domestik. Tuntutan masyarakat kepada pemerintah juga semakin tinggi agar kebijakan yang diambil berdampak nyata pada peningkatan kesejahteraan. 

Sementara tantangan global yang terus bermunculan, Sri memaparkan bahwa pemerintah tengah mendesain kebijakan perpajakan yang lebih responsif. Hal itu sesuai dengan fungsi Kementerian Keuangan sebagai bendahara negara. 

Salah satu kebijakan yang tengah disusun yakni Rancangan Undang-Undang (RUU) Omnibus Law sebagai upaya untuk merespons perubahan yang cepat. Terutama yang diakibatkan oleh perkembangan teknologi dan kompetisi antar negara. Di saat bersamaan, pemerintah harus meningkatkan penerimaan negara. 

"Saya berharap jajaran Kementerian Keuangan mampu meningkatkan sinergi. Tantangan ini harus dijawab," kata Sri Mulyani.

Pada Jumat (31/1) Sri Mulyani melantik tiga staf ahli baru, lima staf khusus, serta dua tenaga ahli. Para pejabat yang baru dilantik itu diharapkan membantu Menteri Keuangan dan Kementerian Keuangan untuk mengejar target prioritas yang telah ditetapkan untuk tahun ini. Terutama pada area transformasi ekonomi dan menciptakan lapangan pekerjaan. 

"Kita harus pertajam tools Kemenkeu. Kita butuh banyak pemikiran. Meningkatkan pusat pertumbuhan baru. Ini tugas yang tidak mudah," ujarnya. 

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement