REPUBLIKA.CO.ID, TEHERAN -- Iran menyambut Mohammed Tawfiq Allawi sebagai perdana menteri Irak yang baru. Hal ini disampaikan oleh juru bicara Kementerian Luar Negeri Iran Abbas Mousavi.
"Dalam melanjutkan dukungan untuk kemerdekaan, kedaulatan nasional, integritas wilayah dan penguatan fondasi demokrasi di Irak, Iran menyambut pemilihan Mohammed Tawfiq sebagai perdana menteri yang baru negeri tersebut," kata Mousavi seperti dikutip kantor berita IRNA, Senin (2/2).
Presiden Irak Barham Salih menunjuk Mohammed Tawfiq Allawi sebagai perdana menteri yang baru. Pengunjuk rasa menolak penunjukkan mantan menteri komunikasi tersebut.
Demonstran Irak sudah berbulan-bulan menuntut agar seluruh kelas penguasa mundur dari jabatan mereka. Di Baghdad dan kota-kota di sebelah selatan Iran pengunjuk rasa bersorak 'kami menolak Allawi' sambil memegang poster fotonya yang dicoret dengan silang warna merah.
Allawi ditunjuk setelah anggota parlemen partai-partai yang bersaing gagal memutuskan siapa pengganti Adel Abdul Mahdi yang mengundurkan diri pada bulan November lalu. Allawi memiliki waktu satu bulan untuk membentuk pemerintah.
Ia akan menjabatan hingga pemilihan umum digelar. Belum ditentukan kapan pemilihan umum akan dilaksanakan. Tampaknya Allawi akan terjebak dengan perebutan jabatan di kabinet yang menyebabkan kebuntuan politik selama berbulan-bulan.
"Saya bersumpah untuk melindungi pengunjuk rasa damai dan membebaskan tahanan tak bersalah, menggelar pemilihan umum lebih cepat dan melindungi seluruh rakyat Irak dari intervensi asing," kata Allawi dalam pidato resminya yang disiarkan televisi.