Selasa 04 Feb 2020 03:00 WIB

Perajin Bakiak Mencoba Tetap Eksis

Perajin bakiak tetap eksis dan mempertahankan industri rumahan

Seorang santri memilih bakiak yang dijual di warung kawasan pondok pesantren Lirboyo, Kota Kediri, Jawa Timur, Selasa (28/05/2019).
Foto: Antara/Prasetia Fauzani
Seorang santri memilih bakiak yang dijual di warung kawasan pondok pesantren Lirboyo, Kota Kediri, Jawa Timur, Selasa (28/05/2019).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Perajin bakiak tetap eksis dan mempertahankan industri rumahan yang telah digeluti puluhan tahun dan turun-menurun meski permintaan pasar akan sandal tradisional berbahan kayu itu menurun saat ini.

Muhammad Hamdan Habibi, salah satu perajin bakiak di Desa Serut, Kecamatan Boyolangu, Tulungagung, Jawa Timur, , mengatakan, kerajinan bakiak yang dia tekuni saat ini merupakan mata pencaharian dengan spesifikasi keahlian yang dia miliki.

Penurunan volume permintaan bakiak dalam kurun beberapa tahun terakhir memang dia keluhkan, namun industri kecil ini masih menguntungkan."Trennya banyak berubah. Pengguna bakiak semakin sedikit seiring kian bervariasinya produk sandal yang tahan air dan mungkin lebih praktis," katanya.

Sebagai gambaran, tutur Hamdan Habibi, jika sebelumnya ia bisa melayani hingga 50 kodi bakiak per bulan, kini maksimal hanya 20 kodi saja.Usaha bakiak digeluti Hamdan sejak zaman moyangnya.

Hamdan sendiri merupakan generasi keempat penerus usaha bakiak.Dibantu dengan sejumlah karyawannya, Hamdan bertekad meneruskan usaha bakiak yang sudah dirintis oleh leluhurnya ini.

”Mungkin usaha ini ketinggalan zaman namun tetap kami produksi karena kami percaya ini masih mendatangkan keuntungan," imbuhnya.Kayu yang digunakan untuk membuat bakiak ini merupakan kayu randu.

Kayu tersebut dipilih karena ringan dan mudah dibentuk.Sejumlah kota yang mempunyai banyak pondok pesantren seperti Kediri, Jombang dan Ponorogo menjadi pelanggan tetapnya."Saat ini pelanggan banyak dari kalangan pesantren," katanya.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement