REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Polda Metro Jaya menggelar rekonstruksi kasus penyiraman air keras terhadap penyidik senior KPK, Novel Baswedan di depan rumahnya di Kelapa Gading, Jakarta Utara, Jumat (7/2). Namun, Novel selaku korban dalam kasus itu tidak mengikuti proses rekonstruksi.
Wakil Direktur Reskrimum (Wadirreskrimum) Polda Metro Jaya AKBP Dedy Murti mengatakan, sebelum menggelar rekonstruksi, penyidik mendapatkan informasi dari salah satu kuasa hukum yang menyebut Novel berada di Singapura untuk pengobatan matanya. Namun, Dedy menyebut, penyidik tidak dapat menunda proses rekonstruksi karena terikat waktu untuk melengkapi berkas perkara yang sebelumnya dikembalikan oleh Kejaksaan Tinggi (Kejati) DKI Jakarta.
Karena itu, peran Novel digantikan oleh pemeran pengganti. "Karena terikat waktu masa pemberkasan dan penahanan kami laksanakan dan memang sudah kami siapkan pemeran pengganti (Novel Baswedan)," kata Deddy di lokasi, Jumat.
Kendati demikian, sambung Dedy, saat proses rekonstruksi berlangsung, penyidik baru mengetahui bahwa Novel berada di kediamannya. Dedy menyebut, penyidik sempat menjelaskan kepada Novel mengenai pelaksanaan rekonstruksi tersebut.
"Rekan-rekan penyidik dan JPU mempertanyakan dan menyampaikan kegiatan ini, tetap kami laksanakan dengan pemeran pengganti," ujar Dedy.
Sementara itu, Novel Baswedan mengaku sempat menjalani perawatan medis di Singapura. Perawatan itu dilakukan sejak Senin hingga Rabu.
Novel menjelaskan, proses pemeriksaan oleh pihak kepolisian yang dilakukan beberapa waktu lalu hingga larut malam memberikan dampak serius terhadap mata kirinya. Dia mengungkapkan, saat ini mata kirinya tidak dapat melihat secara permanen.
"Dengan kegiatan rekon tadi saya sampaikan ke penyidik bahwa saya tidak bisa mengikuti. Saya pikir hanya alasan kesehatan saja," ungkap Novel.
Novel menuturkan, ia tidak bisa bisa mengikuti proses rekonstruksi itu karena kedua matanya sangat sensitif terhadap cahaya. "Ketika rekon mau dilakukan, saya melihat tadi malam lokasi jalan, dimatikan lampu jalan sehingga saya meyakini bahwa akan menggunakan lampu penerangan portable, padahal mata saya sensitif sekali dengan cahaya," papar dia.
Novel pun menambahkan, dirinya tidak melihat ataupun memantau proses rekonstruksi itu. Sebab, ia berada di dalam rumah, sedangkan rekonstruksi dilakukan di luar rumahnya.