Jumat 07 Feb 2020 09:09 WIB

Fukushima Aman untuk Olimpiade

Fukushima juga bakal menjadi titik awal pawai obor Olimpiade 2020.

Suasana pusat latihan sepak bola J-Village di Fukushima, Jumat (7/2). J-Village akan menjadi lokasi titik awal kirab obor Olimpiade 2020.
Foto: satria kartika yudha
Suasana pusat latihan sepak bola J-Village di Fukushima, Jumat (7/2). J-Village akan menjadi lokasi titik awal kirab obor Olimpiade 2020.

REPUBLIKA.CO.ID,

Oleh Satria Kartika Yudha, dari Fukushima, Jepang.

FUKUSHIMA -- Pemerintah Prefektur Fukushima, Jepang, menyatakan kesiapannya menggelar pertandingan cabang olahraga Olimpiade 2020 Tokyo. Para pejabat setempat pun memastikan lokasi pertandingan aman dari radiasi radioaktif.

Pertandingan pembuka cabang olahraga baseball dan softball akan digelar di Fukushima Azuma Baseball Stadium. Fukushima juga bakal menjadi titik awal pawai obor Olimpiade 2020, tepatnya di pusat latihan sepak bola J-Village. Rencananya, pawai obor digelar pada 26 Maret mendatang.

Deputi Divisi Hubungan Internasional Pemerintah Prefektur Fukushima Oshima Yasunori mengatakan, 97,5 persen wilayah Prefektur Fukushima telah selesai dilakukan pembersihan radiasi pascaledakan tiga reaktor nuklir pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN) Fukushima Daichii pada Maret 2011.

"Tingkat radiasi di sebagian besar wilayah di bawah ambang batas. Hampir sama dengan kota-kota lain di dunia," kata Oshima di Kantor Pemerintah Prefektur Fukushima, Kamis (6/2), kepada para jurnalis Indonesia yang mengikuti program Jenesys 2019.

Ia menjelaskan, tingkat radiasi di Fukushima telah menurun drastis. Pada Juli 2019, misalnya, tingkat radiasi berada pada level 0,14 microsieverts per jam.

Jumlah itu jauh lebih rendah dari  April 2011 atau satu bulan pascaledakan reaktor nuklir yang berada pada level 2,74 microsieverts per jam. Ambang batas tingkat radiasi adalah 0,23 microsieverts per jam.

Saat ini, kata dia, hanya ada 2,5 persen wilayah yang masih terpapar radiasi dan dalam tahap isolasi. Wilayah itu belum aman dari paparan radiasi karena sangat berdekatan dengan PLTN Daichii. Sementara, lokasi pertandingan Olimpiade cukup jauh dari PLTN Daichii.

Oshima menjelaskan, pembersihan jejak zat radioaktif dilakukan secara komprehensif dan berkala. Pemerintah Fukushima mengeruk seluruh permukaan tanah dan memindahkannya ke tempat penampungan di daerah terpencil.

Pembersihan juga dilakukan pada seluruh pepohonan dan bangunan. "Sampai sekarang kami rutin mengecek tingkat radiasi," katanya.

Wakil Direktur Divisi Revitalisasi Area Evakuasi Pemerintah Prefektur Fukushima Yoshida Hideki menambahkan, meski masih ada 2,5 persen wilayah yang belum aman dari paparan zat radioaktif. Kondisi ini tak akan membahayakan kesehatan para atlet dan pengunjung di Fukushima untuk mengikuti Olimpiade.

"Lokasi pertandingan berjarak 60 kilometer dari PLTN. Sementara wilayah yang masih berstatus evakuasi hanya beberapa kilometer dari PLTN," kata dia.

Pemerintah Prefektur Fukushima sejak 2016 mendirikan Fukushima Prefectural Centre for Environmental Creation (CEC). Salah satu fungsi CEC memonitor tingkat radiasi dari seluruh wilayah Fukushima. CEC memasang alat pemantau tingkat radiasi di sekitar 3.000 titik yang beroperasi selama 24 jam penuh.

Kelompok aktivis lingkungan Greenpeace sebelumnya menyoroti tingkat radiasi radioaktif di Fukushima menjelang digelarnya Olimpiade 2020. Seperti dilansir AFP, Greenpeace pada awal Desember 2019 menyebut tingkat radiasi di dekat area J-Village 71 microsieverts per jam.

Greenpeace pun meminta Pemerintah Jepang memonitor ulang dan kembali melakukan pembersihan zat radioaktif. Sementara,  pengelola J-Village saat itu mengklarifikasi bahwa tingkat radiasi di gerbang kompleks hanya 0,111 microsieverts per jam.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement