Sabtu 08 Feb 2020 10:02 WIB

Tantang Google, Vendor Ponsel China Bikin Playstore Sendiri

Aliansi vendor ponsel China menantang dominasi Google Play Store.

Rep: wartaekonomi.co.id/ Red: wartaekonomi.co.id
Tantang Dominasi Google, Aliansi Vendor Ponsel China Bikin Playstore Sendiri. (FOTO: Akbar Nugroho Gumay)
Tantang Dominasi Google, Aliansi Vendor Ponsel China Bikin Playstore Sendiri. (FOTO: Akbar Nugroho Gumay)

Warta Ekonomi.co.id, Jakarta -- Xiaomi, Huawei Technologies, Oppo, dan Vivo bergabung untuk membuat platform bagi pengembang di luar China untuk mengunggah aplikasi ke semua toko aplikasi mereka secara bersamaan, dalam langkah yang menurut para analis dimaksudkan untuk menantang dominasi Google Play Store.

Dilansir dari Reuters (6/2/2020), platform ini bertujuan untuk memudahkan pengembang game, musik, film, dan aplikasi lain untuk memasarkan aplikasi mereka di pasar luar negeri, menurut sumber.

Sebuah situs web prototipe mengatakan platform tersebut awalnya akan mencakup sembilan wilayah, termasuk India, Indonesia, dan Rusia.

Baca Juga: Ulang Tahun Ke-15, Google Maps Berubah

"Dengan membentuk aliansi ini, setiap perusahaan akan mencari untuk memanfaatkan keunggulan yang lain di berbagai daerah, dengan basis pengguna Xiaomi yang kuat di India, Vivo dan Oppo di Asia Tenggara, dan Huawei di Eropa," kata Nicole Peng, VP of Mobility at Canalys dikutip dari Reuters.

"Kedua, ini langkah awal membangun kekuatan negosiasi lebih banyak terhadap Google," tambahnya.

Bersama-sama, keempat perusahaan itu menyumbang 40,1% dari pengiriman handset global pada kuartal keempat 2019, menurut konsultan IDC. Oppo, Vivo, dan Xiaomi memiliki akses penuh ke layanan Google di pasar internasional, sementara Huawei kehilangan akses untuk perangkat baru tahun lalu setelah Amerika Serikat melarang pemasok AS untuk menjual barang dan layanan ke sana, dengan alasan keamanan nasional.

Baca Juga: Diancam AS, Inggris Seru Sekutu Hentikan 5G Milik Huawei

Vendor ponsel asal China berusaha untuk mencari cuan yang lebih besar dari perangkat lunak dan layanan karena penjualan perangkat keras melambat, kata Will Wong, seorang analis smartphone dengan IDC dilansir.

"App store, aplikasi pre-loading, iklan, dan game adalah area yang dapat menghasilkan pendapatan baru," katanya.

Huawei juga pindah dari Google dengan mengembangkan Harmony OS sendiri sebagai alternatif.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Disclaimer: Berita ini merupakan kerja sama Republika.co.id dengan Warta Ekonomi. Hal yang terkait dengan tulisan, foto, grafis, video, dan keseluruhan isi berita menjadi tanggung jawab Warta Ekonomi.
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement