REPUBLIKA.CO.ID, KUPANG -- Puluhan warga yang terhimpun dalam Forum Peduli Hukum (FPH) menggelar aksi unjuk rasa di depan halaman Polda Nusa Tenggara Timur. Mereka mendesak kepolisian setempat mengungkap kasus pembunuhan Ansel Wora, seorang Apartur Sipil Negara (ASN) yang berprofesi sebagai sopir di Dinas Perhubungan Kabupaten Ende, Pulau Flores.
Koordinator aksi John Richardo dalam unjuk rasa di Kupang pada Jumat (7/2) mengatakan kasus kematian Ansel Wora pada 31 Oktober 2019 lalu saat ini sudah dipolitisasi. Kasus ini dimanfaatkan oknum-oknum tertentu yang mengaitkannya pada isu suku, agama, ras, dan antargolongan (SARA).
"Untuk itu kami mendesak Polda NTT agar segera mengumumkan hasil autopsi secara transparan kepada publik," katanya. Selain itu pihaknya juga mendukung Polda NTT untuk segera mengungkap kematian Ansel Wora yang saat ini masih misterius.
Menurutnya, pihak keluarga siap menerima apapun hasilnya namun harus diumumkan ke publik sehingga kasus tersebut tidak membias ke mana-mana. "Kasus ini sudah menjadi perhatian publik sehingga harus transparan karena kami tidak mau masyarakat diaduk-aduk ke masalah SARA," katanya.
Wakil Direktur Kriminal Khusus Polda NTT, AKBP Anton CH. Nugroho, saat menerima perwakilan masa unjuk rasa untuk beraudiensi menjelaskan pihaknya terus berupaya semaksimal mungkin untuk mengungkap kasus tersebut. Dia mengatakan hingga saat ini pihaknya telah memeriksa sebanyak 30 saksi dan untuk mengetahui hasil autopsi. Tim dokter dari Pusdokes Bali juga telah didatangkan pada Senin, 3 Februari lalu.
"Kami sudah datangkan Tim Laboratorium Forensik Bali hingga proses autopsi. Mengenai penyebab kematian akan diumumkan Senin mendatang oleh tim dokter dari Pusdokes Bali," jelasnya.
Mantan Kapolres Kupang Kota itu menjelaskan dari hasil visum luar sudah ditemukan luka sedalam 4 sentimeter pada bagian tengkorak kepala korban. Namun belum dipastikan apakah luka tersebut akibat benturan benda keras.
"Karena itu nanti tim dokter Pusdokes yang akan memastikan namun yang jelas penyidik dari Polda NTT tetap profesional menjalankan tugas dan tidak menyembunyikan aktor pembunuhan," katanya.