Jumat 07 Feb 2020 21:30 WIB

Dai Cordofa Jadi Oase Ilmu Agama di Pulau Simantang

Kehadiran Dai dari Cordofa diharapakan bisa memajukan masjid-masjid di Simatang.

Cordofa menempatkan dai di wilayah pulau terluar Indonesia di sebelah utara.
Foto: Dompet Dhufa
Cordofa menempatkan dai di wilayah pulau terluar Indonesia di sebelah utara.

REPUBLIKA.CO.ID, SIMANTANG -- Desa Simatang, Pulau Simatang, Kabupaten Tolitoli, Sulawesi Tengah menjadi salah satu pulau yang ada di utara Sulawesi. Bila ke utara lagi, akan dijumpai laut Sulawesi sebagai pemisah antara Indonesia dengan Filipina. Karena hal tersebut, Pulau Simatang bisa disebut pulau terluar Indonesia.

Kebanyakan masyarakatnya merupakan keturuanan Suku Bajo, sebuah suku yang terkenal dengan kemahirannya dalam melaut. Tak ayal mayoritas masyarakat Simatang merupakan seorang nelayan, dan mencari nafkah di lautan. Karena hal tersebutlah, keluarga disana tidak sempat untuk mengajarkan ilmu agama pada anak-anak mereka, karena kesibukan melaut yang terkadang memakan waktu hingga berminggu-minggu.

“Kondisi masyarakat disana itu mayoritas nalayan yang tergantung dengan kondisi angin, sehingga masyarakat agak sulit membina anaknya untuk mengaji, karena sibuk mencari nafkah. Masyarakat disana pun juga sangat merindukan kehadiran seorang Dai,” ungkap Hardy Agusman, Corps Dai Dompet Dhuafa (Cordofa), dalam siaran persnya.

photo
Masjid yang sedang direnovasi di Pulau Simantang, Kabupaten Tolitoli, Sulawesi Tengah.

Bukan tanpa alasan bila Yunus, tokoh agama setempat sangat senang ketika mengatahui Cordofa akan menempatkan dainya disana. Sekalipun di pulau tersebut terdapat setidaknya empat masjid, cukup untuk skala pulau terluar. Namun, dengan masjid tersebut, tidak diimbangi dengan sumber daya manusia yang mengelolanya.  Kehadiran Dai dari Cordofa diharapakan bisa memajukan masjid-masjid di Simatang menjadi oase keilmuan agama di pulau tersebut.

“Semangat masyarakat di sana sangat tinggi ada dua desa, dan ada empat masjid. Dengan volume yang cukup luas untuk skala pulau terluar. Tapi tidak diimbangi dengan pembinana yang memadai. Ada kecemburruan masyarkat kalau di kota atau di kecamatan ada dapat jatah penyuluhan agama, namun tidak menjamah wilayah mereka. Jadi, mereka ternyata sangat menunggu kehadiran kita,” tambah Hardy.

Progam Dai Tapal Batas dari Cordofa merupakan progam penempatan dai di wilayah tertinggal, terdepan, dan terluar di Indonesia. Rencananya, para dai akan ditempatkan di Pulau Simatang pada Meret mendatang, dan akan disana selama satu tahun untuk mensyiarakan keindahan Islam.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement