Ahad 09 Feb 2020 06:44 WIB

Unisia Jakarta Gelar Simposium Islam Nusantara

Islam Nusantara masih terus menjadi perbincangan publik.

Rep: Muhyiddin/ Red: Muhammad Hafil
Unisia Jakarta Gelar Simposium Islam Nusantara. Foto: Naskah klasik Islam Nusantara (ilustrasi).
Foto: wordpress.com
Unisia Jakarta Gelar Simposium Islam Nusantara. Foto: Naskah klasik Islam Nusantara (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Fakultas Islam Nusantara (FIN) Unusia Jakarta menggelar kegiatan Simposium Islam Nusantara di Gedung PBNU, Jalan Kramat Raya, Menteng, Jakarta Pusat, Sabtu (8/2). Simposium ini menghadirkan ulama, akademisi, dan intelektual Indonesia.

Dekan Dekan FIN Unusia Jakarta, Ahmad Suaedy mengatakan, penyelenggaraan simposium ini merupakan salah satu ikhtiar untuk mendiskusikan Islam Nusantara dalam merespons isu-isu Islam dan Kebangsaan mutakhir serta menjawab tantangan global.

Baca Juga

“Acara simposium tersebut sekaligus menjadi bagian dari rangkaian persiapan acara Muktamar Pemikiran Islam Nusantara,” ujar Suaedy dalam siaran pers yang diterima Republika.co.id, Sabtu (8/2).

Islam Nusantara terus menjadi perbincangan publik sampai saat ini, baik di tingkat akademik maupun di ruang media sosial. Gagasan Islam Nusantara ini mencuat ke permukaan sejak dijadikan tema utama dalam Muktamar ke-33 Nahdlatul Ulama di Jombang pada 2015 lalu.

Dalam kegiatan Simposium tersebut, Islam Nusantara dibahas secara akademik oleh sejumlah dosen, peneliti, guru besar, ulama dan lain-lain. Di antaranya, Ketum PBNU KH Said Aqil Siroj, Agus Sunyoto, Fachry Ali, Azyumardi Azra, Najib Burhani, KH Masdar Farid Masudi, Zastrouw Al-Ngatawi, Oman Fathurrahman, Ulil Abshar Abdalla, dan KH Abdul Moqsith Ghazali.

Suaedy menjelaskan, Islam Nusantara selama ini terbilang masih berkutat dalam kajian-kajian keislaman, kebudayaan dan kebangsaan. Padahal, persoalan yang dihadapi oleh Indonesia dan dunia hari ini semakin kompleks.

Dalam rangka mewujudkan pengembangan Islam Nusantara di ranah akademik, menurut dia, Islam Nusantara membutuhkan kerjasama banyak pihak terkait dengan penelitian-penelitian akademik dalam kajian Islam Nusantara. Selain itu, juga diperlukan adanya kegiatan-kegiatan akademik untuk penguatan kajian Islam Nusantara melalui sejumlah kegiatan penelitian dan lain sebagainya.

"Selain diperkuat sebagai ruh dakwah, Islam Nusantara juga perlu diperkuat secara akademik sebagai sebuah disiplin keilmuan," kata Suaedy.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement