REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dalam ajaran Islam, kaum Muslimin dianjurkan untuk selalu berdoa kepada Allah. Bahkan, doa itu bisa dilakukan setiap hari seperti ketika di antara azan dan iqomah atau setelah shalat.
Namun, ada juga doa yang belum dikabulkan olah Allah. Mengenai hal ini, Ibnul Qayyim Al Jauziyyah menerangkan, salah satu penyebab gagalnya doa adalah sifat tergesa-gesa. Ini terjadi ketika hamba sedang menanti terkabulnya doa.
"Hamba yang berdoa itu terlalu terburu-buru. Ia merasa diijabahnya lambat atau terlalu lama datangnya. Akhirnya, dia meninggalkan doa sama sekali," tulis Ibnul Qayyim dalam kitabnya yang berjudul Terapi Penyakit Hati.
Ibnul Qayyim menerangkan orang seperti ini diumpamakan seperti petani yang menanam biji-bijian. Semula ia memberi perhatian penuh kepada tanamannya dan selalu menyiramnya.
Tetapi, setelah melihat hasil panennya lamban dan tak sempurna, ia tidak seperti yang diharapkan. Maka, ia meninggalkan dan mengabaikan tanamannya. Hasilnya tentu bukan panen yang indah tetapi kegagalan total.
Dalam Shahih Bukhari, Abu Hurairah meriwayatkan sabda Rasullullah yang berbunyi:
"Akan dikabulkan bagi seseorang di antara kalian selama tidak tergesa-gesa, (apalagi) mengatakan, 'Aku telah berdoa namun belum juga dikabulkan'."
Dalam Shahih Muslim, disebutkan sabda Nabi:
"Akan tetap terkabul bagi seorang hamba selama tidak berdoa untuk perbuatan dosa atau untuk memutus silatuturahim dan selama tidak tergesa-gesa."
Sahabat-sahabat kemudian bertanya, "Wahai Rasulullah, apa yang dimaksud dengan tergesa-gesa itu?"
Nabi menjawab, "Orang yang berkata, 'Aku telah berdoa, namun aku tidak melihat ijabat untukku.' Ia cemas karenanya, lalu ia meninggalkan doanya."
Sementara, Imam Ahmad meriwayatkan dari Anas bahwa Rasulullah bersabda:
"Seorang hamba akan selalu baik selama ia tidak tergesa-gesa dalam berdoa'. Mereka bertanya, 'Bagaimana seseorang tergesa-gesa? Rasulullah menjawab, 'Orang tersebut berkata, 'Aku telah berdoa kepada Tuhan, namun Dia belum menjawab doaku."