REPUBLIKA.CO.ID, BATAM -- Pemerintah Kota Batam menempatkan petugas di pelabuhan-pelabuhan internasional setempat, yang bertugas memantau profil penumpang yang datang dari Singapura dan Malaysia. Hal itu dilakukan demi mengantisipasi penyebaran virus corona 2019 (nCoV).
"Kami membantu mengecek secara manual. Lihat wajah-wajah orang yang dicurigai sakit," kata Kepala Dinas Kesehatan Kota Batam Didi Kusmarjadi, Ahad (9/2).
Pemkot Batam memutuskan memperketat pemeriksaan kesehatan di pelabuhan-pelabuhan internasional, setelah Singapura menaikkan status menjadi jingga. Menurut Didi, alat pemindai suhu tubuh tidak bisa dijadikan satu-satunya tolak ukur, apakah penumpang yang masuk Indonesia dalam kondisi sehat atau tidak.
"Contoh yang bersangkutan makan obat demam, sehingga tidak terdeteksi oleh thermal detector," kata dia.
Sebaliknya, profiling yang dilakukan petugas di pelabuhan dipercaya mampu mempertebal pengawasan kesehatan penumpang. "Di wajah dan sikapnya akan kelihatan kok sakitnya," kata dia.
Hingga kini, Dinkes Kota Batam masih berkoordinasi dengan Kantor Kesehatan Pelabuhan Batam untuk menambah petugas pengawasan kesehatan. Di tempat terpisah, Wali Kota Batam Muhammad Rudi menyatakan pemeriksaan kesehatan di sejumlah pelabuhan internasional di Kota Batam diperketat demi mengantisipasi masuknya virus corona 2019 (nCoV).
Ia menyebut penebalan pemerikaaan kesehatan itu berlaku di semua pintu masuk internasional. "Kita waspada betul, karena (kalau hanya mengandalkan) alat berisiko. Jadi person to person," kata dia.
Petugas tambahan itu akan memantau setiap orang yang masuk, apakah profilnya nampak sehat atau sakit. Ia mengatakan bila ada yang profilnya dicurigai sakit maka akan dipanggil untuk pemeriksaan khusus.
"Karena berdasarkan informasi, kalau panas makan obat, satu jam kemudian turun, lewat scanner. Harus ada perhatian khusus, kejelian," kata dia.