REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Kualitas hadist yang diriwayatkan Abu Abdillah Muhammad bin Ismail al-Bukhari atau biasa dikenal dengan sebutan Imam Bukhari ini memiliki derajat yang tinggi. Karyanya masyhur dan familier bagi umat Muslim, namun bagaimana sebetulnya bentuk fisik tubuh Sang Maestro Hadist ini?
Dalam buku berjudul Al-Kamil fi Dhuafa al Rijal karya Abdullah bin Abu Muhammad al-Jurjani disebutkan, Imam Bukhari memiliki perawakan sedang. Bertubuh tegap, tidak tinggi dan tidak juga pendek. Sedangkan secara akhlak, beliau dikenal memiliki akhlak yang mulia, berintegritas, teguh dalam berprinsip, dan memiliki minat yang tinggi dalam belajar.
Sedangkan dalam buku berjudul Al-Bukhari dan Metode Kritik Hadist karya Mohammad Nabiel disebutkan, Imam Bukhari pernah mengalami kebutaan sebanyak dua kali. Pertama, di saat beliau masih sangat kecil. Namun berkat doa ibunya, penglihatan Imam Bukhari dapat kembali seperti layaknya manusia normal.
Kebutaan yang kedua adalah ketika beliau melakukan ekspedisi pencarian ilmu di wilayah Khurasan. Meski sempat mengalami kebutaan kembali, penglihatan beliau dikembalikan Allah seperti sedia kala.
Menariknya, bukan hanya kembali bisa melihat seperti sedia kala, Imam Bukhari bahkan dianugerahi Allah dengan daya mengingat yang kuat. Sebagian riwayat menjelaskan bahwa daya ingat Imam Bukhari begitu kuat sehingga mampu menghafal suatu ilmu dengan hanya sekali melihat tulisan.
Kejeniusan Imam Bukhari memang bukan main. Meski pernah dilanda keterbatasan fisik dalam kebutaan sementara, beliau ternyata mampu menghafal kitab karya Ibnu Mubarak dan Imam Waki (guru Imam Syafii) serta mengetahui secara rinci pendapat para ulama.