Kamis 13 Feb 2020 11:20 WIB

Ini Ciri-Ciri Fisik Imam Bukhari

Imam Bukhari pernah mengalami kebutaan.

Rep: Imas Damayanti/ Red: Muhammad Hafil
Ini Ciri-Ciri Fisik Imam Bukhari. Foto: Makam Imam Bukhari di Uzbekistan.
Foto: picasaweb.google.com
Ini Ciri-Ciri Fisik Imam Bukhari. Foto: Makam Imam Bukhari di Uzbekistan.

REPUBLIKA.CO.ID,  JAKARTA – Kualitas hadist yang diriwayatkan Abu Abdillah Muhammad bin Ismail al-Bukhari atau biasa dikenal dengan sebutan Imam Bukhari ini memiliki derajat yang tinggi. Karyanya masyhur dan familier bagi umat Muslim, namun bagaimana sebetulnya bentuk fisik tubuh Sang Maestro Hadist ini?

Dalam buku berjudul Al-Kamil fi Dhuafa al Rijal karya Abdullah bin Abu Muhammad al-Jurjani disebutkan, Imam Bukhari memiliki perawakan sedang. Bertubuh tegap, tidak tinggi dan tidak juga pendek. Sedangkan secara akhlak, beliau dikenal memiliki akhlak yang mulia, berintegritas, teguh dalam berprinsip, dan memiliki minat yang tinggi dalam belajar.

Baca Juga

Sedangkan dalam buku berjudul Al-Bukhari dan Metode Kritik Hadist karya Mohammad Nabiel disebutkan, Imam Bukhari pernah mengalami kebutaan sebanyak dua kali. Pertama, di saat beliau masih sangat kecil. Namun berkat doa ibunya, penglihatan Imam Bukhari dapat kembali seperti layaknya manusia normal.

Kebutaan yang kedua adalah ketika beliau melakukan ekspedisi pencarian ilmu di wilayah Khurasan. Meski sempat mengalami kebutaan kembali, penglihatan beliau dikembalikan Allah seperti sedia kala.

Menariknya, bukan hanya kembali bisa melihat seperti sedia kala, Imam Bukhari bahkan dianugerahi Allah dengan daya mengingat yang kuat. Sebagian riwayat menjelaskan bahwa daya ingat Imam Bukhari begitu kuat sehingga mampu menghafal suatu ilmu dengan hanya sekali melihat tulisan.

Kejeniusan Imam Bukhari memang bukan main. Meski pernah dilanda keterbatasan fisik dalam kebutaan sementara, beliau ternyata mampu menghafal kitab karya Ibnu Mubarak dan Imam Waki (guru Imam Syafii) serta mengetahui secara rinci pendapat para ulama.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement