Kamis 13 Feb 2020 17:13 WIB

Orang Tua Bersyukur Karantina di Natuna Segera Berakhir

WNI yang dikarantina selama 14 hari di Natuna akan segera dipulangkan

Rep: Dadang Kurnia/ Red: Esthi Maharani
Sejumlah Warga Negara Indonesia (WNI) yang dievakuasi dari Wuhan, Hubei, China melakukan senam bersama prajurit TNI pada hari kesembilan di Hanggar Pangkalan Udara TNI AU Raden Sadjad, Ranai, Natuna, Kepulauan Riau, Senin (10/2/2020).
Foto: Antara/Risyal Hidayat
Sejumlah Warga Negara Indonesia (WNI) yang dievakuasi dari Wuhan, Hubei, China melakukan senam bersama prajurit TNI pada hari kesembilan di Hanggar Pangkalan Udara TNI AU Raden Sadjad, Ranai, Natuna, Kepulauan Riau, Senin (10/2/2020).

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Rasa bahagia tidak bisa disembunyikan Zaenal Muttaqin, orang tua dari Ayu Larasati, salah satu mahasiswa Unesa yang menjalani masa karantina di Pulau Natuna, setelah dievakuasi dari Wuhan, China. Muttaqin merasa sangat bersyukur, anaknya bisa segera pulang, setelah menjalani masa karantina selama 14 hari. Saking bahagianya, sampai-sampai Muttaqin sulit mengekspresikannya dalam kata-kata.

"Ya kita sangat bersyukur bahwa anak-anak kita sehat, sudah di Natuna, bahkan sudah mau dipulangkan," ujar Muttaqin kepada Republika, Kamis (13/2).

Muttaqin menegaskan, anaknya dalam keadaan sehat dan siap dipulangkan dari Natuna. Terlebih, selama menjalani masa karantina, dia terus menjaga komunikasi dengan sang anak, untuk memastikan kesehatannya. Muttaqin mengaku, tidak ada permintaan khusus dari sang anak, karena keinginan utamanya hanya pulang, dan kembali berkumpul dengan keluarga tercinta.

"Alhamdulillah kondisinya sehat, kan komunikasinya juga lancar selama di Natuna," kata Muttaqin.

Dalam rangka menyambut mahasiswanya yang kembali dari masa karantina di Natuna, Unesa pun menyediakan tim trauma healing. Tujuannya untuk memulihkan psikis para mahasiswa. Unesa juga menggelar kegiatan “Sosialisasi Penerimaan Mahasiswa Unesa dari Wuhan”. Wakil Dekan Bidang Akademik, Fakultas Bahasa dan Seni (FBS) Unesa, Mintowati mengatakan, kegiatan tersebut merupakan bentuk kepedulian terhadap dampak psikis mahasiswa yang baru dipulangkan tersebut.

"Unesa perlu melakukan kegiatan ini guna meminimalkan dampak psikis yang diterima oleh mahasiswa setelah proses inkubasi di Pulau Natuna usai. Terlebih mahasiswa tersebut merupakan mahasiswa Unesa," kata Mintowati.

Menurut data kuisioner yang disebarkan tim trauma healing Unesa pada peserta sosialisasi terkait pemulangan mahasiswa setelah proses inkubasi di Pulau Natuna, jawaban yang diperoleh nyatanya beragam. Ada sekitar 60 persen yang menjawab optimis dalam menyambut temannya tersebut.

Kemudian sisanya menjawab takut atau memiliki kecemasan akan menyebarnya corona virus lewat temannya. Dia pun mengingatkan, sebagai keluarga besar mahasiswa Unesa yang sedang menjalani inkubasi di pulau Natuna, hendaknya bisa merangkul bukan malah menjauhinya. Unesa pun menegaskan akan senantiasa memberikan dukungan untuk semua mahasiswanya yang sedang menjalani proses inkubasi tersebut.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement