REPUBLIKA.CO.ID, GUWAHATI – Ketua pelaksana Janagosthiya Samannay Parishad, Asom, Sayed Mominul Awal pada Rabu (12/2) memohon kepada 4,2 juta Muslim asli negara bagian itu untuk menambahkan nama-nama etnis yang identik setelah nama keluarga mereka.
Dilansir di telegraphindia.com, Awal, yang juga Ketua Dewan Kesejahteraan Minoritas Negara Assam, mengatakan, dia akan menambahkan Goria setelah nama keluarga karena dia termasuk dalam komunitas Muslim Goria yang lebih besar.
"Karenanya, saya akan dikenal sebagai Sayed Mominul Awal Goria mulai Kamis. Saya juga mengimbau keempat komunitas ini untuk melakukan hal yang sama. Ini akan membantu pemerintah untuk mengidentifikasi siapa yang asli dan yang merupakan migran Bangladesh di antara umat Islam,” katanya.
Pemerintah Assam pada Selasa (11/2) membahas masalah komunitas Muslim asli Goria, Moria, Desi, dan Jolah dan meyakinkan mereka untuk membuat perusahaan yang bertujuan untuk melakukan sensus sosial-ekonomi. Sehingga mereka dapat menyusun kebijakan yang tepat dalam pengembangan masyarakatnya.
“Itu adalah komitmen yang dibuat dalam anggaran terakhir. Pemerintah negara bagian menyiapkan Rs 100 juta untuk membangun perusahaan. "
Kongres India dan AIUDF telah berusaha untuk menyelesaikan imigran ilegal tanpa memahami sejarah migrasi.
"Kongres dan AIUDF telah menjadi partai Muslim Bangladesh. Mereka tidak tahu tentang Muslim asli negara. Saya mengimbau semua komunitas Muslim asli untuk tetap waspada sehingga tidak ada Muslim Bangladesh yang bisa menambahkan Goria, Moria, Desi, atau Jolah setelah nama keluarga mereka mengidentifikasi diri mereka dengan komunitas-komunitas ini," kata Awal.
Dia menekankan bahwa keempat komunitas Muslim asli ini berkontribusi dan berkorban untuk setiap terbentuknya negara dari era Ahom hingga Gerakan Assam kontemporer.
Awal juga mengimbau pemerintah negara bagian untuk membentuk dewan pengembangan terpisah untuk Muslim Deshi selain meminta empat komunitas untuk memperluas kerja sama penuh dengan survei sosial ekonomi yang diusulkan.
Awal mengatakan, pemerintah negara bagian juga bersiap untuk berbicara dengan perwakilan dari berbagai komunitas Muslim etnis di Lembah Barak untuk melindungi hak-hak dan keistimewaan adat mereka.n Ratna Ajeng Tejomukti