Selasa 18 Feb 2020 14:02 WIB

John Bolton Berharap Bukunya tidak Ditekan Gedung Putih

John Bolton akan menerbitkan buku tentang karirnya selama bekerja untuk Trump.

Rep: Lintar Satria/ Red: Nur Aini
John Bolton
Foto: AP
John Bolton

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Mantan penasihat keamanan nasional Gedung Putih John Bolton khawatir bukunya yang belum terbit akan 'ditekan' oleh pemerintah Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump. Ia juga mengatakan ia harus dapat merespons cicitan presiden tentangnya.

"Saya harap, pada akhirnya, saya dapat menerbitkan buku ini, saya berharap tidak ditekan," kata Bolton di Duke University, North Carolina, Selasa (18/2).

Baca Juga

Itu merupakan pertama kalinya ia muncul di hadapan publik sejak Trump dibebaskan dalam sidang pemakzulan di Senat. Dalam kesempatan itu, ia juga ditanya tentang kritik Trump terhadapnya di media sosial Twitter.

"Dia mencicit, tapi saya tidak dapat menjawabnya, bagaimana itu bisa adil?" kata Bolton.

Bolton meninggalkan jabatannya pada bulan September lalu setelah berselisih dengan Trump. Presiden mengatakan ia memecat Bolton sementara Bolton mengatakan ia mengundurkan diri.

Pada Oktober lalu, media-media AS melaporkan Bolton berencana menulis sebuah buku tentang karirnya selama bekerja untuk Trump. Surat kabar The New York Times melaporkan Bolton menulis naskah tentang upaya Trump membekukan bantuan militer ke Ukraina sampai negara itu bersedia menyelidiki mantan Wakil Presiden AS Joe Biden.

Langkah Trump tersebut menjadi pusat dakwaan pemakzulannya. Pada 18 Desember House of Representative menyetujui dua dakwaan terhadap Trump yaitu menyalahgunakan kekuasaan dan menghalang-halang Kongres untuk menyelidiki aksinya di Ukraina.

Trump membantah telah melakukan pelanggaran dan mengancam proses pemakzulan tersebut. Pada 5 Februari lalu, Senat yang dikuasai Partai Republik membebaskan Trump dari sidang pemakzulan ketiga sepanjang sejarah AS.

Bolton menolak untuk bekerja sama dengan penyelidikan House. Tapi pada 6 Januari ia mengatakan bersedia untuk memberikan kesaksian di sidang pemakzulan bila ada surat pemanggilan terhadapnya.

Partai Demokrat berusaha mendapatkan kesaksian Bolton. Tapi mereka kalah dalam pemungutan suara mengenai hal itu.

Pada bulan Januari Gedung Putih memberitahu Bolton naskah bukunya berisi 'informasi rahasia dalam jumlah besar'. Ia juga diberitahu tidak dapat mempublikasikannya. Bolton mengatakan Gedung Putih masih melakukan peninjauan terhadap naskah bukunya. 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement