Kamis 20 Feb 2020 05:28 WIB

Tajdid, Karakter dalam Islam

Pemahaman terhadap ajaran Islam perlu selalu diperbarui.

Rep: Muhyiddin/ Red: Ani Nursalikah
Tajdid, Karakter dalam Islam. Organisasi Internasional Alumni Al-Azhar (OIAA) Cabang Indonesia, Institute Ilmu Al-Quran (IIQ), dan Pusat Studi Al-Quran (PSQ) menggelar seminar tentang Pembaruan Pemikiran Islam di di Aula Intitut Ilmu Alquran (IIQ), Ciputat, Tangerang Selatan, Rabu (19/2)
Foto: Republika/Muhyiddin
Tajdid, Karakter dalam Islam. Organisasi Internasional Alumni Al-Azhar (OIAA) Cabang Indonesia, Institute Ilmu Al-Quran (IIQ), dan Pusat Studi Al-Quran (PSQ) menggelar seminar tentang Pembaruan Pemikiran Islam di di Aula Intitut Ilmu Alquran (IIQ), Ciputat, Tangerang Selatan, Rabu (19/2)

REPUBLIKA.CO.ID, TANGERANG SELATAN -- Ketua Umum Organisasi Internasional Alumni Al-Azhar (OIAA) Cabang Indonesia, TGB Muhammad Zainul Majdi mengatakan, tajdid atau pembaruan pemikiran Islam merupakan karakter dan prinsip dalam Islam. Hal ini disampaikan TGB saat menjadi pembicara dalam talk show tentang Pembaruan Pemikiran Islam.

"Tajdid itu adalah salah satu karakter dan prinsip dalam Islam. Dia merupakan karakter yang kalau lepas Islam itu tidak akan bisa menunaikan risalahnya dalam kehidupan manusia," ujar TGB dalam acara talk show di Aula Intitut Ilmu Alquran (IIQ), Ciputat, Tangerang Selatan, Rabu (19/2).

Baca Juga

Dia menjelaskan, jika melihat buku-buku dan praktik para ulama terdahulu, tajdid itu sebenarnya terus berjalan hingga saat ini. Bahkan, kata dia, pada saat ada ungkapan bahwa pintu ijtihad sudah tertutup, pembaruan pemikiran keislaman tersebut masih terus dilakukan oleh para ulama.

"Sesungguhnya di setiap sudut dunia Islam itu selalu ada upaya-upaya memperbarui pemahaman pemikiran Islam," ucap mantan ketua umum Nahdlatul Wathan (NW) ini.

Menurut dia, tema pembaruan pemikiran Islam itu sebelumnya telah diangkat dalam Konferensi Internasional Al-Azhar di Kairo, Mesir pada 27-28 Februari 2020. Konferensi itu pun menghasilkan 29 rumusan.

"Tema ini diangkat oleh Al Azhar karena memang inilah kebutuhan kita. Jadi bagaimana kita bersama-sama dengan penuh kesungguhan melakukan ikhtiar untuk melakukan pembaruan pemikiran Islam pada masa sekarang," katanya.

Dia menambahkan, tema pembaruan yang diangkat dalam talk show tersebut sangat relevan dengan kondisi saat ini. Karena, menurut dia, tema tersebut akan menentukan bagaimana keberadaan Islam di tengah umat manusia untuk masa-masa yang akan datang.

"Ini juga menunjukkan kehati-hatian dari panitia untuk memastikan judul tersebut tidak terkait dengan esensi agama. Jadi bukan Islam yang tajdid (diperbarui), tapi pemikiran keislamannya, pemahaman terhadap ajaran Islam,"kata TGB.

Acara tersebut dihadiri para alumni Al Azhar di Indonesia, seperti pendiri OIAA Cabang Indonesia Prof Quraish Shihab, Rektor IIQ Prof. Huzaema T. Yanggo dan Sekjen OIAA Cabang Indonesia Muchlis Hanafi. Selain itu, talk show ini juga menghadirkan pembicara mantan rektor UIN Jakarta Prof Azyumardi Azra dan Wakil Ketua Bahtsul Masail PBNU, KH Abdul Moqsith Ghazali.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement