REPUBLIKA.CO.ID, MUARA TEWEH— Sebanyak 37 desa di sejumlah kecamatan di Kabupaten Barito Utara, Kalimantan Tengah, belum mendapat aliran listrik dari PT PLN yang pasokan listriknya berasal dari Pembangkit Listrik Tenaga Mesin Gas (PLTMG) Bangkanai di Kecamatan Lahei.
"Saat ini ada 66 desa dan kelurahan yang telah dialiri listrik, sedangkan 37 lainnya masih berproses, nanti seluruh wilayah desa/kelurahan di Barito Utara akan terang benderang," kata Waki Bupati Barito Utara, Sugianto Panala Putra, saat menerima kunjungan kerja anggota DPR RI Willy M Yoseph di Muara Teweh, Jumat (21/2).
Menurut dia, melalui PLTMG yang sudah terkoneksi hingga wilayah Kalimantan Selatan dan Kaliman Timur ini, listrik di Barito Utara sebagai daerah penghasil tambang gas di Karendan, Kecamatan Lahei ini, sudah mencapai 63,7 persen telah dialiri listrik PLN.
"Pemerintah daerah terus berupaya semua desa di daerah ini diterangi listrik PLN, apalagi sebagai daerah penghasil PLTMG," katanya.
Pada pertemuan yang dihadiri Ketua DPRD Barito Utara Hj Mery Rukaini, Wakil Ketua I Permana Setiawan dan Wakil Ketua II Sastra Jaya, Sekda Jainal Abidin dan pejabat lainnya tersebut, Sugianto memaparkan capaian pertumbuhan ekonomi dan sektor strategis kabupaten setempat.
Kunjungan kerja anggota DPR RI ke daerah pemilihan Kalimantan Tengah dari Komisi VII direncanakan selama tiga hari, selain berkoordinasi dengan Pemerintah Kabupaten Barito Utara, DPRD, dan jajaran instansi vertikal lainnya serta tokoh masyarakat, tokoh adat dan tokoh agama juga akan mengunjungi PLTMG Bangkanai.
Wakil Bupati Barito Utara Sugianto Panala Putra menyampaikan permohonan maaf dikarenakan Bupati Barito Utara H Nadalsyah sedang melaksanakan tugas luar, sehingga tidak dapat menyambut kedatangan Anggota DPR RI secara langsung.
"Selamat datang kepada Willy M Yoseph di Bumi Iya Mulik Bengkang Turan, kabupaten dengan luas 1.016.973 hektare yang secara administratif terdiri atas sembilan kecamatan,10 kelurahan dan 93 desa," kata dia.
Sugianto menyampaikan pesan dari Bupati Barito Utara bahwa perekonomian daerah ini pada 2019 tumbuh positif di angka 6,01 persen. Lebih cepat di bandingkan tahun sebelumnya. Kenaikan ini murni disebabkan oleh meningkatnya produksi di seluruh lapangan usaha, tidak dipengaruhi inflasi.
Dalam lima tahun terakhir struktur perekonomian Barito Utara didominasi lima kategori lapangan usaha, diantaranya pertambangan dan penggalian, pertanian, kehutanan, dan perikanan, industri pengolahan, perdagangan besar dam eceran, reparasi mobil dan sepeda motor, serta transportasi dan pergudangan.
"Selanjutnya disampaikan juga upaya-upaya percepatan pembangunan, berdasarkan data pengembangan dan pemberdayaan masyarakat sektor pertambangan Kalteng bahwa di Kabupaten Barito Utara terdapat 61 perusahaan yang memiliki IUP dan batu bara," kata Sugianto.
Anggota DPR RI, Willy M Yoseph, mengatakan tujuan Kunker adalah untuk menambah wawasan mengenai mekanisme sistem kerja Pemerintah Kabupaten Barito Utara dan tata kelola sumber daya alam seperti emas, batu bara, dan gas.
Selain itu, Willy meminta perusahaan atau usaha swasta melakukan pemerataan timbal balik bagi masyarakat, tidak hanya mengambil keuntungan banyak dari sumber daya alam sekitar akan tetapi juga bersinergi dengan meningkatkan kemakmuran sumber daya manusia setempat.
Dia menegaskan, percepatan pembangunan infrastruktur pendidikan dan ekonomi di Barito Utara sangat penting untuk dinikmati seluruh lapisan masyarakat di Bumi Iya Mulik Bengkang Turan.
"Kami berharap dan siap menyerap aspirasi dari pemerintah daerah beserta jajarannya, baik dalam konsep maupun rencana-rencana untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat Barito Utara," ujar Willy, mantan Bupati Murung Raya dua periode ini.