REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- Ketua Kwartir Daerah Gerakan Pramuka DIY, GKR Mangkubumi menegaskan, kegiatan-kegiatan pramuka yang ada di luar sekolah harus atas izin sekolah. Artinya, tidak bisa digelar cuma berdasar pengawasan pembina.
"Kami meminta pembina bila mereka mengadakan kegiatan di luar sekolah untuk memberi informasi ke kepala sekolah agar kegiatan yang berbasis sekolah itu semua bisa saling mengetahui," kata Mangkubumi, Sabtu (22/2).
Ia menyayangkan, kegiatan susur sungai yang melibatkan ratusan siswa dan siswi SMPN 1 Turi tidak terintegrasi atau terinformasi ke sekolah. Atas kejadian ini, Mangkubumi mengaku akan meninjau lagi aturan-aturan terkait.
Sehingga, lanjut Mangkubumi, kegiatan-kegiatan di luar sekolah senantiasa tersinergi dengan sekolah. Terlebih, ia menegaskan, penanggung jawab ada di pembina pramuka yang seharusnya berada di gugus depan menjaga keselamatan.
"Kita saran pelatihan yang memberi edukasi kebencanaan atau hal-hal seperti ini agar pembina berhati-hati dalam memilih kegiatan outdoor," ujar Mangkubumi.
Mangkubumi menambahkan, kegiatan yang melibatkan 200 lebih siswa dan siswi seperti yang dilakukan SMPN 1 Turi jelas tidak bisa ditangani hanya dengan tujuh pembina. Walaupun, kegiatan susur sungai sendiri rutin dilaksanakan. "Cuma yang saat ini lalai risiko dan mungkin tidak membaca (prakiraan cuaca) BMKG," kata Mangkubumi.
Terkait evaluasi terhadap pembina pramuka SMPN 1 Turi, Mangkubumi mengaku masih akan menanti hasil penyelidikan polisi. Ia mengaku tidak ingin berspekulasi sebelum mendapatkan hasil penyelidikan polisi.