REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memprakirakan adanya potensi hujan ekstrem, namun berpeluang kecil terjadi. Sementara yang lebih dominan adalah curah hujan lebat hingga sangat lebat.
"Potensi curah hujan ekstrem masih ada namun tidak sampai setinggi curah hujan tanggal 1 Januari 2020, yang lebih dominan kategori lebat hingga sangat lebat," kata Kepala Pusat Meteorologi Publik BMKG A Fachri Rajab saat dihubungi, Jakarta, Ahad (23/2).
Curah hujan lebat hingga sangat lebat diprakirakan terjadi di sejumlah daerah di Indonesia mulai 22-24 Februari 2020. Curah hujan lebat hingga sangat lebat dikarenakan massa udara yang masuk di wilayah Indonesia masih banyak mengandung uap air dan memang adanya daerah pertemuan angin di Indonesia sehingga hujan yang turun berpotensi lebat.
BMKG mengimbau agar masyarakat terus memantau informasi mengenai cuaca dari BMKG. Juga merencanakan aktivitas sesuai dengan kondisi potensi hujan.
"Misalnya untuk yang beraktivitas di luar ruangan ataupun yang berkendara siapkan payung," ujarnya.
Wilayah yang berpotensi hujan lebat pada Ahad (23/2) adalah Kepulauan Bangka Belitung, Jawa Tengah, Kalimantan Tengah, Kalimantan Timur, Sulawesi Tenggara, Maluku. Sementara wilayah yang berpotensi hujan lebat disertai angin kencang, kilat atau petir pada Minggu (23/2) adalah Sumatera Barat, Bengkulu Jambi, Sumatera Selatan, Jawa Barat, Jabodetabek, Yogyakarta, Jawa Timur, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, Kalimantan Barat, Kalimantan Selatan, Gorontalo dan Papua.
Sebelumnya, Kepala Stasiun Klimatologi Sleman Yogyakarta Reni Kraningtyas, dalam keterangan pers yang diterima Sabtu, mengimbau masyarakat agar terus mewaspadai potensi kejadian cuaca ekstrem. Yaitu hujan lebat disertai kilat petir dan angin kencang, ataupun hujan dengan durasi yang panjang, karena dapat berdampak terjadinya longsor, banjir dan banjir bandang.
Kondisi cuaca ekstrem tersebut dipicu oleh pertumbuhan awan-awan konvektif atau awan cumulonimbus secara intensif.
Kejadian banjir bandang umumnya dipicu oleh hujan dengan intensitas lebat atau hujan berdurasi panjang, yang terjadi di hulu sungai. Kejadian banjir bandang sering ditandai dengan terlihatnya awan hitam tebal ke arah hulu sungai, meskipun cuaca di daerah hilir sungai cerah atau tidak hujan.