Warga yang tergabung dalam aksi jeda untuk iklim berunjuk rasa di kawasan Jalan Sudirman, Jakarta, Minggu (23/2/2020). (FOTO : ANTARA FOTO)
Warga menunjukkan poster yang bertuliskan aspirasi dalam aksi jeda untuk iklim saat aksi di Jembatan Penyeberangan Orang (JPO) kawasan Jalan Sudirman, Jakarta, Minggu (23/2/2020). (FOTO : ANTARA FOTO)
Warga membawa payung yang bertuliskan aspirasi dalam aksi jeda untuk iklim saat aksi di Jembatan Penyeberangan Orang (JPO) kawasan Jalan Sudirman, Jakarta, Minggu (23/2/2020). (FOTO : ANTARA FOTO)
Warga yang tergabung dalam aksi jeda untuk iklim berunjuk rasa di kawasan Jalan Sudirman, Jakarta, Minggu (23/2/2020). (FOTO : ANTARA FOTO)
Warga membawa poster yang bertuliskan aspirasi dalam aksi jeda untuk iklim saat aksi di Jembatan Penyeberangan Orang (JPO) kawasan Jalan Sudirman, Jakarta, Minggu (23/2/2020). (FOTO : ANTARA FOTO)
Warga mengenakan penutup mulut bertuliskan aspirasi dalam aksi jeda untuk iklim saat aksi di Jembatan Penyeberangan Orang (JPO) kawasan Jalan Sudirman, Jakarta, Minggu (23/2/2020). (FOTO : ANTARA FOTO)
Dua orang perempuan yang tergabung dalam aksi jeda untuk iklim menunjukkan aspirasi pada tangannya saat aksi di Jembatan Penyeberangan Orang (JPO) kawasan Jalan Sudirman, Jakarta, Minggu (23/2/2020). (FOTO : ANTARA FOTO)
inline
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Belasan perserta melakukan aksi Jeda untuk Iklim di Jakarta Ahad (23/2). Mereka membawa dan mengenakan atribut aksi mulai dari kostum, masker, poster hingga payung. Mereka menyerukan tindakan nyata untuk mengatasi gejala perubahan iklim di dunia.
Gerakan Jeda untuk Iklim pertama kali diinisiasi oleh siswa sekolah menengah asal Swedia yang menyerukan gerakan ini. Tokoh Tahun Ini versi majalah Times ini menuntu tanggung jawab pemerintah dunia unutuk mengatasi krisis iklim ini dengan menolak bersekolah dan aksinya kini didukung banyak pihak.
sumber : Antara
Advertisement