Sejumlah petugas Pencarian dan Pertolongan (SAR) melakukan pencarian warga untuk dievakuasi saat terjadi banjir bandang di Dusun Melempo, Desa Obel-obel, Kecamatan Sambelia, Lombok Timur, NTB, Ahad (23/2/2020). (FOTO : Antara/Humas SAR Mataram)
Sebuah mobil melintas di depan sebuah Rumah Gadang (rumah adat tradisional Minangkabau) yang kondisinya rusak di Nagari Sumpu, Kabupaten Tanah Datar, Sumatera Barat, Ahad (23/2/2020) (FOTO : Antara/Iggoy el Fitra)
Sejumlah warga mengikuti doa bersama untuk para pelajar SMP N 1 Turi yang menjadi korban kecelakaan sungai di kawasan Lembah Sempor, Turi, Sleman, D.I Yogyakarta, Ahad (23/2/2020). (FOTO : Antara/Andreas Fitri Atmoko)
Anggota Forum Silaturahmi Lembaga Dakwah Kampus Daerah (FSLDKD) Solo menunjukan poster Gerakan Menutup Aurat pada Hari Bebas Kendaraan Bermotor atau Car Free Day (CFD) di Solo, Jawa Tengah, Ahad (23/2/2020). (FOTO : Antara/Maulana Surya)
Warga dibantu petugas dari Disdukcapil melakukan pencetakan KTP El di mesin Anjungan Dukcapil Mandiri (ADM) di Serpong, Tangerang Selatan, Banten, Ahad (23/2/2020) (FOTO : Antara/Muhammad Iqbal)
inline
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Banjir bandang terjadi di Dusun Melempo, Desa Obel-obel, Kecamatan Sambelia, Lombok Timur, NTB, Minggu (23/2). Cuaca ekstrim di wilayah Kabupaten Lombok Timur sejak beberapa hari terakhir mengakibatkan terjadinya banjir bandang di desa ini peristiwa ini pun mengakibatkan sebanyak 59 Kepala Keluarga (250 jiwa) mengungsi.
Sementara itu puluhan Rumah Gadang (rumah adat tradisional Minangkabau) berumur puluhan hingga ratusan tahun di Nagari Sumpu, Kabupaten Tanah Datar, Sumatera Barat, berada dalam kondisi rusak.
Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Nagari Sumpu mencatat dari 53 Rumah Gadang di daerah itu yang usianya telah mencapai seratus tahun, 18 di antaranya rusak dan tidak layak huni sehingga dibutuhkan revitalisasi.
sumber : Republika, Antara
Advertisement