Senin 24 Feb 2020 15:16 WIB

BPBD Tasik Nilai Sungai Citanduy Perlu Dinormalisasi

Pendangkalan yang terjadi di Sungai Citanduy semakin parah

Rep: Bayu Adji P/ Red: Esthi Maharani
Foto udara aliran sungai Citanduy di Bendungan Manganti yang terletak di Purwadadi, Kabupaten Ciamis, Jawa Barat, Rabu (8/1/2020).
Foto: Antara/Adeng Bustomi
Foto udara aliran sungai Citanduy di Bendungan Manganti yang terletak di Purwadadi, Kabupaten Ciamis, Jawa Barat, Rabu (8/1/2020).

REPUBLIKA.CO.ID, TASIKMALAYA -- Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Tasikmalaya meminta Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Citanduy untuk segera melakukan normalisasi. Sebab, pendangkalan yang terjadi di Sungai Citanduy semakin parah dan membuat air meluap ke permukiman saat musim hujan.

Pelaksana tugas (Plt) Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Tasikmalaya, Nuraedidin mengatakan, akibat pengangkalan yang terjadi di Sungai Citanduy, air membanjiri permukiman di Desa Tanjungsari, Kecamatan Sukaresik, Kabupaten Tasikmalaya. Pada 2020, wilayah itu sudah dua kali terjadi banjir akibat luapan Sungai Citanduy dan Sungai Cikidang.

"Ini sudah dua kali tahun ini. Saya juga sudah dua kali minta ke BBWS untuk normalisasi," kata dia, Senin (24/2).

Menurut Nuraedidin, kondisi Sungai Citanduy saat ini sudah semakin dangkal dan terjadi penyempitan. Selain itu, di wilayah Desa Tanjungsari juga merupakan tempat pertemuan aliran dari Sungai Cikidang. Alhasil, ketika debit air besar, sungai tak dapat menampung aliran air yang datang.

Ia mengatakan, pihak BBWS berjanji untuk segera memantau langsung kondisi sungai di lokasi banjir. "Saya harap itu cepat dilakukan lah. Agar banjir di sana bisa teratasi," kata dia.

Nuraedidin menambahkan, pada banjir yang terjadi pada Ahad (23/2), air juga sampai masuk ke Pesantren Suryalaya. Menurut dia, selama 30 tahun, baru satu kali pesantren yang berlokasi di Kecamatan Pagerageung, Kabupaten Tasikmalaya, kebanjiran.

Ia menduga, masuknya air ke lingkungan Pesantren Suryalaya akibat adanya pembangunan jembatan di daerah aliran sungai Citanduy. "Itu kewenangan BBWS untuk menindaklanjuti, karena mungkin akibat jembatan itu terjadi penyempitan," kata dia.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement