Selasa 25 Feb 2020 23:09 WIB

Tuntunan Islami Melatih Anak-Anak Kita Berkata Jujur

Islam memberikan tuntunan untuk membiasakan kejujuran kepada anak.

Islam memberikan tuntunan untuk membiasakan kejujuran kepada anak. Ilustrasi keluarga.
Foto: Republika/Yogi Ardhi
Islam memberikan tuntunan untuk membiasakan kejujuran kepada anak. Ilustrasi keluarga.

REPUBLIKA.CO.ID, Ketika anak mulai memperlihatkan kecenderungan berbohong, maka para orang tua dengan segera mencari faktor penyebabnya. Siapa tahu kebohongan tersebut dilakukan karena orang tuanya sendiri.

Aksi berbohong terpaksa dilakukan anak sebagai kompensasi dari kurangnya perhatian orang tua. Hal itu bisa saja terjadi, mengingat kebiasaan anak untuk mencari perhatian di luar rumah karena tidak mendapat perhatian yang cukup dari keluarganya adalah pilihan pertamanya. 

Baca Juga

Dan dengan aksi ini, banyak sekali keluarga yang tidak mau menerima kenyataan yang ada. Pada akhirnya, kebohonganlah yang kerap muncul dalam hubungan orang tua-anak.

Faktor penyebab lainnya adalah peniruan dari model yang ada dalam lingkungannya. Maksudnya, seorang anak akan meniru orang lain yang juga telah melakukan kebohongan karena dia menganggap bahwa bohong itu boleh.

Orang tua adalah orang terdekat yang dimiliki seorang anak. Seringkali orang tua menjanjikan sesuatu pada anaknya, namun ternyata mereka tidak memenuhinya. Saat seorang anak menangis, orang tua menghibur anaknya agar berhenti menangis dengan iming-iming akan diberikan mainan. Maka saat tangisan itu hilang, maka janji itu hanyalah tinggal janji, tidak pernah terwujud.

Dalam hal ini, perlu ada kehati-hatian orang tua dalam bicara dan bertindak karena ingatan seorang anak itu sangatlah tajam. Ingatannya tentang sesuatu yang dijanjikan orang tua akan diingatnya terus sebelum mereka memenuhinya. Jika orang tua melanggar janjinya, maka akan timbul kekecewaan mendalam dan bahayanya lagi adalah adanya sebuah pemahaman bahwa berbohong itu boleh dilakukan karena toh orang tua pun kerap melakukannya.

Kebiasaan berbohong yang dilakukan anak jangan dianggap sebagai karakter yang tidak bisa diubah. Penampakan kecenderungan berbohong belum tentu menunjukkan akhlak dia sebenarnya. Karena sikap dan perilaku islami sesuai dengan teladan Rasulullah SAW dapat diajarkan pada anak-anak sejak dini.

Kunci utama dalam hal ini adalah keteladanan. Orang tua sebagai teladan harus bisa menjaga konsistensi terhadap apa yang mereka ajarkan pada anak-anaknya. Jika mereka mengajari anak untuk tidak berbohong, maka mereka pun memberikan contoh yang benar. Karena jika kejujuran ditanamkan pada diri anak, maka seorang anak akan cenderung berbuat kebaikan yang terus meningkat.

Banyak cara yang bisa dilakukan para orang tua untuk menanamkan kejujuran pada diri anak. Pertama, berikan pada anak gambaran-gambaran hidup sebagai akibat dari kebohongan.

Orang akan sangat tersiksa dengan kebohongannya karena satu kebohongan akan melahirkan kebohongan-kebohongan berikutnya. Dan seorang pembohong tidak akan pernah dipercaya selama hidupnya walaupun dia pada saat tertentu berkata dan bertindak jujur. Hukuman yang paling berat bagi seorang pembohong adalah tidak mendapat kepercayaaan dari masyarakat sekitarnya.

Kedua, berikan pula gambaran yang nyata bahwa kejujuran itu akan membuat seseorang hidup tenang dan kejujuran adalah modal utama seseorang untuk meraih kesuksesan. 

Seorang anak akan menjadi shalih karena kejujurannya. Seorang pedagang dinyatakan sebagai pedagang sejati karena kejujurannya. Dan seorang pemimpin bangsa dinyatakan sukses memimpin karena kejujurannya. Banyak hal yang bisa diraih seseorang dengan kejujuran.

Selain itu, orang tua dengan kelapangan hatinya memberikan pujian jika anak telah berlaku jujur dan tidak segan untuk memberikan hukuman jika berbuat sebaliknya. Sebagai catatan, keteladananlah yang dapat mewujudkan tujuan mulia ini.

 

 

sumber : Harian Republika
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement