REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Komisi X DPR menyoroti persoalan komunikasi Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan yang dinilai tidak menyeluruh ke semua kelompok seniman terkait revitalisasi Taman Ismail Marzuki (TIM). Anies berjanji bakal intensifkan komunikasi dengan semua phak. "Insya Allah kita akan intensifkan lagi," kata Anies di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis (27/2).
Anies menjelaskan, dia akan mengajak bicara pihak resmi yaitu Dewan Kesenian Jakarta (DKJ). Hal tersebut menurutnya untuk menghindari pemerintah provinsi DKI Jakarta berbicara dengan pihak yang tidak tepat. "Payungnya di situ, jadi nanti mitranya di sana, seperti tadi juga disampaikan, bahwa konten, lalu aktifitas seluruhnya justru di tangan seniman," ujarnya.
Sebelumnya sejumlah anggota Komisi X DPR mencecar Anies lantaran komunikasi yang dilakukan dia belum maksimal sehingga masih ada yang menolak revitalisasi TIM. Anggota Fraksi Partai Demokrat Dede Yusuf menilai komunikasi yang dilakukan Anies perlu ditekankan kembali. Menurutnya berbicara dengan para seniman membutuhkan waktu. "Oleh karena itu, saya mengusulkan jika apa yang diharapkan dari pimpinan DPRD itu ada moratorium untuk jangka waktu yang tertentu, 14 hari, 20 hari, sampai diskusi ini selesai," ungkap Dede.
Sementara itu Anggota Komisi X Fraksi Hetifah Sjaifudian juga mengkritisi komunikasi yang dilakukan Anies. Dia bahkan membandingkan gaya komunikasi Anies dengan gaya komunikasi mantan gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi). "Saya kira pak gubernur harus lebih aktiflah berkomunikasi seperti pengalaman Pak Jokowi waktu itu, saya kebetulan empat tahun mengamati bagaimana proses pemindahan PKL," ujarnya.