Jumat 28 Feb 2020 05:03 WIB

Sekolah Diminta Evaluasi Diri

study tour atau ekstrakurikuler yang memerlukan biaya mesti ditinjau ulang.

Rep: Bayu Adji P/ Red: Agus Yulianto
Wali Kota Tasikmalaya Budi Budiman
Foto: Republika/Bayu Adji P
Wali Kota Tasikmalaya Budi Budiman

REPUBLIKA.CO.ID, TASIKMALAYA -- Wali Kota Tasikmalaya Budi Budiman minta sekolah mengevaluasi setiap kegiatan yang dilakukan di luar lingkungan sekolah. Ia menyesalkan timbul korban jiwa yang berawal dari biaya study tour sekolah. 

Budi menegaskan, seluruh kegiatan yang berkaitan dengan study tour atau ekstrakurikuler yang memerlukan biaya mesti ditinjau ulang. Sebab, pembiayaan itu akan menjadi beban bagi orang tua.

"Selama ini pemerintah begitu konsen di dunia pendidikan agar jangan sampai ada lagi anak-anak kita tak mengenyam pendidikan," kata dia, saat dihubungi wartawan, Kamis (27/2).

Dia menjelaskan, pemerintah telah menyediakan berbagai bantuan untuk sekolah dan siswa yang tidak mampu. Baik itu beasiswa, bantuan operasional sekolah (BOS), Kartu Indonesia Pintar, dan lain sebagainya. Artinya, kata dia, pemerintah sangat fokus pada bidang pendidikan.

Namun di sisi lain, Budi menambahkan, ketika sudah masuk ke sekolah, terkadang terdapat pembiayaan untuk kegiatan-kegiatan lain. Padahal, kegiatan itu tak terlalu esensial.

"Misalnya ada kegiatan study tour, kadang-kadang semua anak-anak ingin ikut. Mestinya di sinilah sekolah sudah mengetahui bahwa kondisi siswanya beragam," kata dia.

Budi meminta, ketika ingin membuat kegiatan, sekolah harus melihat kondisi ekonomi siswa yang ada. Sebab, tak semua siswa berasal dari status ekonomi yang sama.

Menurut dia, meskipun kegiatan tak bersifat wajid, orang tua pasti akan berusaha sekuat tenaga agar anaknya dapat ikut kegiatan. Siswa yang tak ikut juga pasti akan merasa tertinggal dibanding teman-temannya.

"Maka ini harus dijadiman introspeksi dan evaluasi kita semua, termasuk pihak dinas dan sekolah," kata dia.

Sebelumnya, Polres Tasikmalaya Kota telah mengungkap penyebab kematian salah satu siswi kelas VII SMPN 6 Tasikmalaya berinisial DS (13 tahun), yang ditemukan di gorong-gorong depan sekolahnya. Korban diduga dibunuh oleh ayah kandungnya sendiri yang berinisial BR (45). Diduga tersangka membunuh korban karena kesal dimintai uang untuk ikut study tour yang dilaksanakan oleh sekolahnya.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement