REPUBLIKA.CO.ID, BANDARLAMPUNG -- Sejumlah Kelompok Wanita Tani Melati Jaya kota Bandarlampung memanfaatkan lahan sempit di tengah pemukiman padat penduduk, menjadi lahan produktif. Di lahan itu mereka menanam teh bunga telang.
Salah seorang pengurus Kelompok Wanita Tani Yuni mengatakan saat ini di Kelurahan Sukamenanti Baru, memiliki 10 Kelompok Wanita Tani yang seluruh anggotanya merupakan ibu rumah tangga. "Semuanya memiliki tujuan sama yaitu membangun lingkungan yang asri, " ujar Yuni.
Menurutnya, sepuluh Kelompok Wanita Tani yang terbentuk atas swadaya masyarakat memiliki sejumlah program untuk menciptakan lingkungan yang asri. Salah satunya melalui revitalisasi lahan sekitar.
"Kebetulan wilayah sekitar rumah kami merupakan rumah padat penduduk, lingkungan gersang, dan berdebu, sehingga kami mencoba mengubah menjadi wilayah yang lebih asri dengan memanfaatkan lahan sempit di sekitar pemukiman, " katanya.
Ia mengatakan, setiap Kelompok Wanita Tani memiliki sejumlah gang yang ditanami oleh tanaman. Warga pun diwajibkan untuk menanam tanaman di depan rumah, serta memanfaatkan lahan bekas pembuangan sampah sebagai kebun.
"Kita memanfaatkan sejumlah botol, serta paralon bekas untuk menanam sayuran, lalu kami memanfaatkan lahan bekas pembuangan sampah untuk membuat kebun dan memanfaatkan pagar rumah warga untuk menanam sejumlah tanaman rambat, " katanya.
Menurutnya, pemanfaatan lahan tersebut dilakukan selain untuk menghijaukan lingkungan juga untuk menunjang kehidupan warga sekitar.
"Tentu yang dilakukan juga merupakan salah satu bentuk meningkatkan harkat hidup masyarakat, seperti salah satu produk yang tengah dikembangkan yaitu teh bunga telang, " katanya.
Hal senada juga dikatakan oleh Ketua Kelompok Wanita Tani Melati Jaya 3 Kuniati. Semua proses dilakukan oleh ibu-ibu KWT dari menanam mengolah bunga hingga memasarkan produk teh bunga telang.
"Kami ingin membangun kesadaran masyarakat untuk menghijaukan lingkungan sembari memiliki usaha," ujar Ketua Kelompok Wanita Tani Melati Jaya 3, Kuniati.
Ia mengatakan, teh bunga telang dengan berat 30 gram, ia pasarkan dengan harga Rp 30.000, dan dipasarkan melalui media sosial. Saat ini masih skala kecil, namun permintaan konsumen mulai banyak sehingga rencananya mereka ingin memberdayakan lebih banyak warga untuk menanam pohon.