Ahad 01 Mar 2020 11:12 WIB

Legislator Apresiasi Pemerintah Jemput ABK Diamond Princess

Legislator tetap mengingatkan pemerintah evakuasi harus tetap mengedepanan keamanan.

Rep: Febrianto Adi Saputro/ Red: Ratna Puspita
Penumpang Diamond Princess melambaikan tangan ke penumpang lain yang meninggalkan kapal. Sebanyak 68 Warga Negara Indonesia (WNI) Anak Buah Kapal (ABK) Diamond Princess yang sempat dikarantina di Jepang dijadwalkan akan tiba di tanah air, Ahad (1/3) hari ini.
Foto: EPA
Penumpang Diamond Princess melambaikan tangan ke penumpang lain yang meninggalkan kapal. Sebanyak 68 Warga Negara Indonesia (WNI) Anak Buah Kapal (ABK) Diamond Princess yang sempat dikarantina di Jepang dijadwalkan akan tiba di tanah air, Ahad (1/3) hari ini.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sebanyak 68 Warga Negara Indonesia (WNI) Anak Buah Kapal (ABK) Diamond Princess yang sempat dikarantina di Jepang dijadwalkan akan tiba di tanah air, Ahad (1/3). Anggota Komisi IX DPR Rahmad Handoyo mengapresiasi langkah cepat pemerintah terkait langkah evakuasi  tersebut.

“Parlemen tentu sangat mengapresiasi langkah nyata yang telah dan akan dilakukan pemerintah melindungi semua WNI dari ancaman virus corona, kata Rahmad Handoyo dalam keterangan tertulisnya, Ahad (1/3).

Baca Juga

Ia mengatakan evakuasi terhadap WNI awak  kapal pesiar Diamond Princes serta keberhasilan evakuasi 188 warga negara Indonesia (WNI) yang menjadi anak buah kapal (ABK) World Dream beberapa hari lalu merupakan  bukti bahwa negara hadir memberi perlindungan terhadap warganya. "Ini yang penting,” ujar dia.

Kendati demikian, Rahmad mengingatkan agar pemerintah dalam proses evakuasinya tetap harus mengedepanan sisi keamanan, baik saat penjemputan maupun nanti, maupun setelah para awak kapal tersebut berada di Tanah Air. Menurutnya, prinsip kehati-hatian perlu dikedepankan mengingat interaksi para kru kapal Diamond Princess dengan virus corona, saat berada dikapal sangat dekat.  

Berbeda dengan WNI yang sebelumnya sempat diobservasi di Natuna, mereka yang bekerja di atas kapal sempat berinteraksi dengan penumpang kapal yang positif terpapar virus corona, sehingga potensi tertularnya juga tinggi. "Karena itu prinsip kehati-hatian dan tingkat keamanan harus jadi prioritas utama. Baik terhadap petugas penjemput maupun petugas medisnya" ujarnya.

Politikus PDIP tersebut menuturkan pemerintah telah memiliki protokol kesehatan dan karantina sesuai standar WHO untuk mencegah terjadinya penularan. Karena itu, ia meyakini pemerintah mampu menjalankan protokol karantina dengan benar.

"Menyangkut apakah kru kapal ini nantinya dikarantina atawa tidak, kita serahkan kepada Kementerian Kesehatan. Pemerintah sudah memiliki  standar baku untuk mencegah terjadinya penularan," katanya.

Rahmad mengimbau kepada pemerintah dan juga warga Indonesia untuk tetap meningkatkan kewaspadaan atas kemungkinan penyebaran virus Korona (COVID-19). “Kita bersyukur sebab virus corona sampai saat ini belum ditemukan di Indonesia, tapi kita harus tetap waspada karena potensi kemunculan virus tersebut di Indonesia tetap ada,” katanya. 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement