Senin 02 Mar 2020 15:55 WIB

BPBD: Tidak Ada Warga Mataram Mengungsi Akibat Banjir

Banjir dipicu hujan lebat dengan intensitas lama terjadi di Mataram pada Ahad (1/3).

Ilustrasi.
Foto: Republika/Putra M. Akbar
Ilustrasi.

REPUBLIKA.CO.ID, MATARAM -- Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat, menyebutkan, hingga saat ini tidak ada warga yang mengungsi akibat banjir yang dipicu hujan lebat dengan intensitas lama yang terjadi pada Ahad (1/3).

"Sampai hari ini, kami pastikan tidak ada warga yang mengungsi akibat banjir dan genangan," kata Kepala Pelaksana BPBD Kota Mataram Mahfuddin Noor di Mataram, Senin (2/3).

Pernyataan itu disampaikan menyikapi kabar yang menyebutkan adanya warga di Kelurahan Rembiga, Kecamatan Selaparang, diungsikan akibat rumah mereka terendam banjir.

Menurut Mahfuddin, hujan deras yang terjadi pada Ahad (1/3) mulai pukul 14.00 Wita sampai sekitar pukul 20.00 Wita, dua lingkungan di Kelurahan Rembiga yakni Lingkungan Rembiga Barat dan Timur sebanyak 22 kepala keluarga (KK) terdampak banjir kiriman akibat luapan air Sungai Midang.

Sungai Midang yang merupakan sungai perbatasan Kota Mataram dan Kabupaten Lombok Barat itu meluap karena intensitas hujan deras, lama dan merata sehingga 3 RT di dua lingkungan tersebut terendam dengan ketinggian sekitar 80 sentimeter atau sepinggang orang dewasa.

"Tapi, dari 22 KK itu hanya sebagian rumah warga dengan kondisi fondansi rendah, sehingga air masuk sementara lainnya hanya sampai ke halaman rumah," katanya.

Oleh karena itu, sebanyak 22 KK memilih tetap berada di kediaman mereka mencari posisi yang aman sehingga tidak evakuasi untuk diungsikan. "Warga tetap bertahan, sambil menunggu air surut sekitar pukul 01.00 Wita," kata Mahfuddin yang saat itu juga turun memantau kondisi di lapangan.

Namun demikian, pihaknya telah mengimbau warga sekitar agar tetap waspada, dan antisipasi kalau ada lagi air kiriman yang menyebabkan air Sungai Midang meluap.

Selain itu, warga diminta berperan aktif segera melaporkan jika ada indikasi bencana ke aparat terdekat agar dapat segera dilakukan tindakan sebagai pengurangan risiko bencana.

"Apalagi, informasi dari BMKG menyebutkan hujan sedang hingga lebat disertai angin, kilat dan petir akan terjadi sampai tanggal 7 Maret 2020," ujarnya.

Akibat hujan lebat disertai angin kencang berdampak juga pada pohon tumbang, dan genangan dengan ketinggian sekitar 20 sentimeter pada beberapa titik di antaranya, di Keluarhan Pejeruk, Pagutan Timur, Rembiga, Dayen Peken, Udayana, Monjok Barat dan Timur, Jalan Sriwijaya, Kekalik, dan Jalan Koperasi Pelembak.

sumber : Antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement