Rabu 04 Mar 2020 16:09 WIB

Stok Masker di Kota Jayapura Habis

Stok masker di Jayapura habis menyusul merebaknya isu virus Covid-19

Pengumuman stok masker kosong terpasang di salah satu kios di Pasar Pramuka, Jakarta, Senin (2/3/2020).
Foto: Antara/Aditya Pradana Putra
Pengumuman stok masker kosong terpasang di salah satu kios di Pasar Pramuka, Jakarta, Senin (2/3/2020).

REPUBLIKA.CO.ID, JAYAPURA -- Stok masker di sejumlah apotek yang ada di Kota Jayapura, Provinsi Papua habis akibat merebaknya isu virus Covid-19. Berdasarkan pantauan di beberapa Apotek di Abepura, Kota Jayapura, Rabu (4/3), beberapa di antaranya terpaksa menulis permintaan maaf masker habis.

Kondisi itu terjadi di Apotek Kimia Farma Kotaraja. Mereka menulis permintaan maaf masker habis lalu ditempel di depan pintu masuk, sementara di Apotek K 24 Jam Kotaraja, tulisan "Maaf Masker Habis" diletakkan di kasir penjualan.

Dodi, salah satu pegawai Apotek Bunda Kotaraja, Abepura, Kota Jayapura menjelaskan asker di Apotek Bunda Kotaraja mulai tidak ada sejak kasus virus Covid-19 merebak. "Biasanya, masker kami jual per eceran Rp 2.000 satu lembar, kemudian per box isinya 50 dijual dengan harga Rp 75 ribu," katanya.

Sementara, lanjut dia, untuk sabun cuci tangan praktis stoknya masih ada, harganya pun normal. Namun bervariasi tergantung ukurannya, di mana untuk ukuran 220 mili bisanya dijual dengan harga Rp 35 ribu.

Apoteker Apotek Kimia Farma Kotaraja Ignasius Kuncarli mengatakan penggunaan masker sendiri sudah mulai meningkat semenjak ada kasus virus Covid-19 dan peningkatannya mulai naik dua sampai tiga persen. "Biasanya dibelinya per box isinya 50 dijual Rp 50 ribu kalau harga ecerannya satu lembar harganya Rp 2.000," katanya.

Untuk peningkatan harga, kata dia, selama ini pihaknya membelinya dari distributor yang resmi, sehingga mengikuti harga yang ditetapkan dari distributor tidak bisa lebih dari harga yang ditetapkan oleh distributor. Namun hingga kini pihaknya sudah tidak ada lagi stok masker di distributor.

"Terakhir kami dapat masker di awal Februari 2020 dijual per box dengan harga Rp 80 ribu. Kalau terakhir eceran masker yang kami jual Rp 10 ribu dapat tiga lembar," ujarnya.

Namun, menurut dia, harganya tergantung distributor jadi tidak bisa dibilang apotek bermain harga, karena tergantung harga distributor. Sejauh yang diketahuinya stok masker untuk semua distributor di Jayapura lagi kosong. Untuk masker, pihaknya selalu memperbarui informasi dengan distributor di Jayapura apakah masih ada atau tidak ada. Kalau ada biasanya apotek ingin mengetahui harganya berapa.

"Kalau memang kita rasa harganya layak di masyarakat kita ambil lalu jual ke masyarakat, tapi kalau menurut kita harganya terlalu naik kita tidak jual," katanya.

Sedangkan untuk sabun cuci tangan praktis,menurut dia, masih ada. Hanya saja kabar yang baru penggunanya sudah mulai ditekan lagi olehdistributor.

"Saya selaku apoteker hanya bisa pesan lima sampai enam botol, biasanya kami jual di apotik untuk ukuran 500 mili, kalau untuk ukuran 30 mili sampai 60 mili sampai saat ini saya belum dapat," katanya.

Menurut dia, biasanya ukuran 500 mili dijual dengan harga Rp60 ribu per botol dan yang ukuran 30 mili sampai 60 mili tidak pernah dijual.

Sementara, Alfian Irianto, apoteker Apotek K 24 Jam Kotaraja mengatakan masker di apotek itu sudah habis sebelum adanya virus Covid-19. "Kalau kami di sini sebelum isu virus Covid-19 masuk Indonesia memang sudah habis, karena kata distributor memang masker masih dalam perjalanan, kami juga menunggu tetapi dengan catatan harganya di bawah Rp 100 ribu," katanya.

Ia menambahkan ada beberapa distributor menyediakan masker tetapi tidak dijual karena merasakasihan ke pasien harganya pasti akan jauh lebjh mahal dari harga biasanya. "Harga normal masker sebelum ada isu ini harga boxnya hanya Rp 60 ribu itu isinya 50 lembar. Dengan adanya isu ini harga satu boks masker pasti naik, mungkin dua kali lipat atau enam kali lipat," katanya.

sumber : Antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement