Rabu 04 Mar 2020 18:49 WIB

Jabar Buat Lahan 12 Ribu Hektare Jadi Hutan

Kawasan itu bisa menjadi tangkapan air hujan dan mampu mencegah banjir serta longsor. 

Rep: Arie Lukihardianti/ Red: Agus Yulianto
Gubernur Jabar Ridwan Kamil
Foto: Arie Lukihardianti/Republika
Gubernur Jabar Ridwan Kamil

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Pemerintah terus berupaya menangani banjir yang merendam wilayah Kabupaten Karawang dan sekitarnya dengan berbagai program salah satunya Citarum Harum. Banjir di Kabupaten Karawang dan sekitarnya sendiri sudah terjadi sejak dua pekan terakhir akibat intensitas hujan yang deras. 

Menurut Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil, Pemprov Jabar telah menyiapkan lahan seluas 12 ribu hektare yang akan dihutankan pada tahun ini. Agar, kawasan itu bisa menjadi tangkapan air hujan dan mampu mencegah banjir serta longsor. 

Namun, Ridwan Kamil pun menekankan pentingnya nilai ekonomi dari lahan yang akan dihutankan. Selain itu, dia pun menginisiasi gerakan penanaman 50 juta pohon. 

“Penanaman ini melibatkan masyarakat, mereka yang bahagia akan menanam pohon. Mereka yang mau menikah, yang naik pangkat, atau mendapatkan IMB (Izin Mendirikan Bangunan),” ujar Ridwan Kamil yang akrab disapa Emil dalam pertemuan di Kantor Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), belum lama ini.

Emil mengatakan, sudah melakukan percepatan antibanjir seperti pembuatan bendungan. Yakni, Bendungan Cibeet di Karawang.

Pangdam III Siliwangi Mayjen TNI Tri Soewandono mengatakan, luas lahan kritis yang terdapat di area DAS Citarum mencapai 15 ribu hektare di dalam kawasan, dan 64 ribu hektare di luar kawasan. Sepanjang 2019, pihaknya telah menanam sebanyak 1,5 juta pohon untuk mengonservasi lahan kritis. 

"Untuk tahun ini kami fokus melakukan penanaman untuk lahan kritis yang berada di dalam kawasan. Targetnya 1 juta pohon," katanya.

Kepala BNPB Doni Monardo mengatakan, permasalahan banjir tidak dapat diselesaikan secara sektoral tetapi dengan kolaborasi. “Kita perlu menyusun program terintegrasi baik dari hulu, tengah hingga hilir,” katanya. 

Tidak dipungkiri, kata dia, saat ini ,permasalahan yang dihadapi sangat kompleks. Seperti tata guna lahan untuk pertanian, perkebungan, urbanisasi atau kegiatan merusak hutan secara destruktif, penambangan atau pun penebangan ilegal.

Sebelumnya banjir sempat merendam puluhan rumah di 89 desa yang tersebar di 29 kecamatan sekitar Karawang. Saat ini, banjir sudah surut dan hanya enam kecamatan yang masih dilanda banjir. Enam kecamatan itu di antaranya Kecamatan Telukjambe Barat, Telukjambe Timur, Rengasdengklok, Tempuran, Pakisjaya, dan Batujaya. Di enam kecamatan itu, sebanyak 14.000 jiwa masih terdampak banjir. 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement