REPUBLIKA.CO.ID, SIDOARJO -- Petugas Kepolisian Sektor Taman, Sidoarjo, Jawa Timur, memantau ketersediaan masker di sejumlah apotek dan toko swalayan di wilayah setempat sebagai antisipasi penimbunan masker. Hal itu dilakukan menyusul ditemukannya penderita yang terkena virus corona di Depok beberapa waktu lalu.
Kepala Kepolisian Sektor Taman, Sidoarjo, Kompol Himmawan Setiawan, di Sidoarjo, Rabu (4/3) mengatakan, pemantauan itu dilakukan sebagai langkah antisipasi dampak dari virus corona. Di mana salah satu dampaknya yakni di berbagai wilayah Indonesia terjadi kelangkaan masker.
"Guna mengantisipasi penimbunan masker yang langka di pasaran, kami melakukan pemantauan ke sejumlah apotek dan toko swalayan," katanya di Sidoarjo.
Dalam pemantauan itu, kata dia, hasilnya hampir di beberapa tempat di wilayah Taman, Sidoarjo mengalami kekosongan pasokan masker. "Tidak ditemukan upaya penimbunan masker yang diduga dilakukan pihak pengelola apotek maupun toko," ujarnya.
Ia menjelaskan, beberapa apotek dan toko swalayan didatangi untuk dilihat keberadaan stok masker. "Untuk memastikan keberadaan masker, tidak hanya mempertanyakan ke pihak penjaga dan pengelola apotek dan toko, namun polisi juga memeriksa stok masker di dalam gudang apotek atau pertokoan," katanya.
Dalam kegiatan itu, pihaknya menyampaikan imbauan kamtibmas agar jangan ada yang berupaya menimbun masker. "Selain itu diharapkan kepada warga supaya tidak panik dan tetap tenang," katanya.
Harun salah satu pemilik apotek di wilayah Taman mengatakan, pihaknya sengaja tidak menambah atau mengisi kembali stok masker yang kosong karena harga masker yang melonjak tajam dibanding sebelumnya.
"Jika sebelumnya harga masker hanya berkisar Rp 200 ribu hingga Rp 300 ribu per boks untuk isi 50 masker, namun kini harga masker mencapai Rp 400 ribu hingga Rp 500 ribu per boks untuk isi 50 masker," kata dia.
Sementara itu, kata dia, langkanya pasokan masker di pasaran, baik apotek maupun toko obat atau toko swalayan di Sidoarjo ini, diduga dipengaruhi oleh maraknya pemberitaan dan informasi terkait merebaknya virus corona di Indonesia. "Mungkin karena virus corona yang menyebabkan pasokan masker banyak diburu pembeli," katanya.