Jumat 06 Mar 2020 18:42 WIB

Potensi Wakaf di Jabar Tinggi

Tingginya potensi wakaf ini harus disertai edukasi pada masyarakat.

Rep: Arie Lukihardianti/ Red: Agus Yulianto
Wakaf Salman, bekerja sama dengan Baitulmaal Muamalat (BMM) membantu perluasan Masjid Lautze 2, Jumat (6/3).
Foto: Republika/Arie Lukihardianti
Wakaf Salman, bekerja sama dengan Baitulmaal Muamalat (BMM) membantu perluasan Masjid Lautze 2, Jumat (6/3).

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Potensi wakaf di Jabar cukup tinggi. Bahkan, wakaf di Jabar sangat potensial karena nilai potensi dana sosial di Jabar juga besar.

Menurut Kepala Perwakilan Baitul Maal Muamalat (BMM) Jawa Barat, Annu'man Cupriadi, gaung wakaf ini luar biasa tak hanya di Jabar tapi di hampir semua daerah di Indonesia. "Minat masyarakat untuk wakaf itu tinggi bahkan sampai ada masyarakat yang ingin wakaf membawa kambing, ayam sampai air," ujar Annu'man usai acara penyerahan wakaf bagi Masjid lautze 2 untuk dana operasional pembinaan muallaf sebesar Rp 20 Juta di Masjid Lautze 2, Jumat (6/3).

Annu'man menilai, tingginya potensi wakaf ini harus disertai edukasi pada masyarakat karena wakaf tak boleh hilang. Karena, wakaf produktif bisa dikembangkan menjadi sebuah usaha yang semakin lama semakin berkembang. Sehingga, bisa membiayai operasional sebuah lembaga. 

"Edukasi kepada masyarakat harus terus dilakukan. Wakaf produktif itu bisa bertumbuh ada keuntungannya bahkan nantinya bisa ada investasinya," katanya.

BMM, kata dia, sebagai lembaga amil zakat nasional dan azir pengelola wakaf, paling senang bersinergi dengan berbagai kalangan. Karena, dalam memfasilitasi kebaikan akan bermanfaat kalau bersinergi. 

"Wakaf Salman mengelola Masjid Lauzte kami mengelola zakat jadi concern bersama. Kan Masjid Lautze butuh recovery tak hanya fisik tapi pembinaan. Kami kolaborasi memfasilitas kebaikan," katanya.

Direktur Wakaf Salman ITB, Muhammad Khirzan Nazar Noe’man mengatakan, potensi wakaf di Jabar memang potensial. Terutama, wakaf yang bersifat produktif. Oleh karena itu, Wakaf Salman tahun ini concern menggenjot wakaf produktif yang hasilnya bisa dimanfaatkan secara luas.

"Untuk wakaf produktif ini, kami akan ada pengelolaan kandang penggemukan ternak, bisnis Coffee shop dan pengerajin bambu," katanya.

Khirzan berharap, Wakaf Salman bisa menghidupkan wakaf produktif minimal satu daerah satu bisa dihidupkan. Yakni, dengan menggandeng kerja berbagai lembaga nazir untuk membicarakan wakaf produktif.  "Wakaf produktif ini sebenarnya seperti bisnis. Hasilnya bisa terus dimanfaatkan masyarakat," katanya.

Khirzan menjelaskan, dari wakaf produktif tersebut nantinya bisa diserahkan pada penerima manfaat. Ini pun, sangat menarik kemandirian lembaga karena bisa dibiayai dari wakaf produktif ini.

"Sekarang, Coffee shop kami sudah ada 2. Nanti, akan bertambah jadi 4. Kami akan mengembangkan ke roasting coffee pemberdayaan petano kopi," kata Khirzan seraya mengatakan, Wakaf Salman pun telah memberikan permodalan untuk komunitas Bambu Bandung Barat.

Terkait bantuan dana Masjid Lautze 2, menurut Khirzan, BMM bekerja sama dengan Wakaf Salman ITB selaku lembaga nazhir yang membantu menghimpun dana wakaf bagi Masjid Lautze 2, yakni berupa dana operasional pembinaan muallaf sebesar Rp 20 juta.  

"Ini adalah kali pertama Baitul Maal Muamalat bekerja sama dengan Wakaf Salman ITB. Namun, kami sangat terbuka untuk diskusi kerja sama terkait program mualaf selanjutnya," katanya.

Bantuan terjadap Masjid Lautze ini dilakukan, kata dia, agar para mualaf ini mendapatkan pembinaan yang baik khususnya dalam penguatan akidah di fase awal perjalanan hidup mereka sebagai muslim. 

Masjid Lautze 2 sendiri, masjid-nya para muallaf. Masjid yang berdiri sejak tahun 1997 ini adalah salah satu bangunan historis di kota Bandung. Sampai saat ini tercatat sebanyak 103 muallaf telah melakukan syahadat di sana dan sebanyak 64 muallaf aktif melakukan pembinaan setiap pekannya. Pembangunan Masjid Muallaf ini berasal dari dana wakaf yang merupakan salah satu program wakaf masjid dari Wakaf Salman.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement