REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Sebuah laporan investigasi House Transportation Committee Amerika Serikat (AS) mengenai dua pesawat Boeing 737 MAX yang rusak kesalahan dari persetujuan Federal Aviation Administration (FAA). Jatuhnya Lion Air dan Ethiopian Airlines terjadi karena badan tersebut gagal dalam mengidentifikasi masalah pada pesawat Boeing, Jumat (6/3)
"Kombinasi dari masalah-masalah ini menghancurkan penerbangan Lion Air dan Ethiopian Airlines," kata panel dalam laporan setebal 13 halaman.
Temuan investigasi awal menyebut peninjauan sertifikasi FAA atas 737 MAX sangat tidak memadai. Badan tersebut telah gagal dalam tugasnya untuk mengidentifikasi masalah-masalah keselamatan utama.
Laporan itu juga mengatakan, desain Boeing 737 MAX rusak oleh kegagalan desain teknis, kurangnya transparansi dengan regulator dan pelanggan, serta ada upaya untuk mengaburkan informasi tentang pengoperasian pesawat. Hasil ini didapatkan setelah Komite menyelidiki kecelakaan itu selama hampir setahun dan menerima ratusan ribu dokumen dan mewawancarai karyawan kunci Boeing dan FAA dalam penyelidikannya.
Komite juga menyimpulkan FAA dan Boeing melewatkan banyak bendera merah dan menghapus data poin dalam merekomendasikan 737 MAX dapat terus terbang setelah kecelakaan pertama. Keputusan itu mempertaruhkan dengan keselamatan publik.
Boeing mengatakan telah bekerja sama secara luas dengan penyelidikan Komite dan mengatakan akan meninjau laporan tersebut. FAA menyambut pengamatan laporan itu dan mengambil pelajaran dari dua kecelakaan fatal itu untuk menuju tingkat keamanan yang lebih besar.
"Meskipun proses sertifikasi FAA sudah mapan dan telah secara konsisten menghasilkan desain pesawat yang aman, kami adalah agen pembelajaran dan menyambut pemeriksaan dengan cermat," kata FAA.
Laporan itu rilis beberapa hari sebelum peringatan kecelakaan Ethiopian Airlines yang terjadi pada Maret tahun lalu. Ethiopia sendiri berencana untuk merilis laporan sementara pada kecelakaan 10 Maret sebelum peringatan.
Sebuah laporan akhir tentang kecelakaan Lion Air yang dirilis Oktober lalu oleh Indonesia menyalahkan desain perangkat lunak kokpit Boeing pada 737 MAX. Laporan tersebut juga mengutip kesalahan yang dilakukan oleh pekerja dan kru maskapai.
Boeing pun telah menghentikan produksi MAX pada bulan Januari dan penerbangan uji sertifikasi utama tidak akan terjadi sebelum April. Boeing mengatasi beberapa masalah perangkat lunak dan pertimbangan lain di pesawat itu. Boeing mengatakan pihaknya berharap untuk memenangkan persetujuan bagi tipe itu untuk kembali ke layanan pada pertengahan tahun.