REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sejumlah tokoh menghadiri silaturahim keluarga besar dan pencinta Masyumi yang bertajuk “Masyumi Reborn” yang berlangsung di Aula Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia (DDII), Jakarta, Sabtu (6/3).
Menurut Direktur Eksekutif Indonesian Public Intitute (IPI), Karyono Wibowo, silaturahim tersebut wajar jika ada pihak yang ingin kembali mendirikan Partai Masyumi.
Namun ia menilai, untuk mengembalikan kejayaan Masyumi merupakan hal yang sulit. Apalagi jika ada keinginan untuk membentuk partai Islam tunggal di Indonesia.
“Diperlukan kerja keras dan waktu yang sangat panjang untuk menyatukan visi, kesamaan pandangan, dan satu kesamaan kepentingan umat Islam,” ujar Karyono saat dihubungi, Senin (9/3).
Ditambah, saat ini Indonesia tengah berada dalam iklim demokrasi yang sedang bertumbuh. Sehingga membuka ruang bagi siapa pun, termasuk tokoh-tokoh Islam untuk mendirikan partai politik.
Selain itu, mendirikan kembali Masyumi tidak bisa hanya dengan meniru kembali visi dan misi partai berlambang bulan dan bintang itu di masa jayanya. Sebuah partai disebutnya harus dapat beradaptasi dan mengubah sistem politiknya dengan cara pandang masyarakat yang telah mengalami pergeseran.
“Mengembalikan kejayaan Masyumi di masa lalu tidak bisa hanya dengan cara copy paste. Langkah tersebut tidak semudah membalikkan telapak tangan,” ujar Karyono.
Ia menjelaskan, Masyumi yang dibangkitkan kembali sesungguhnya bukanlah hal baru. Sebab pada pemilihan umum (Pemilu) 1999, sudah ada partai baru yang mengusung nama Masyumi Baru.
Namun hasil pada kontestasi tersebut mengecewakan. Masyumi Baru hanya meraih sebanyak 152.589 suara atau 0,14 persen. “Partai ini sama sekali tidak mendapatkan kursi di DPR,” ujar Karyono.
Akan tetapi, peluang kembali berjayanya Masyumi terbuka lebar jika tokoh-tokoh Islam di Indonesia memang serius untuk merealisasikan hal tersebut. Apalagi jika mereka dapat meyakinkan bahwa partai baru ini dapat menampung dan menyampaikan aspirasi umat Islam di Indonesia.
“Gagasan tersebut bisa diakselerasi jika ada momentum yang dapat membuat tokoh dan pemimpin umat Islam bersatu,” ujar Karyono.
Sementara itu, Sekretaris Jenderal Partai Bulan Bintang (PBB), Afriansyah Ferry Noer mengaku tak mempersoalkan hal tersebut. "Soal Masyumi reborn kami tanggapi biasa aja, selamat atas mau deklarasinya mereka yang mau mendirikan partai baru. (MS) Kaban dan kawan-kawan yang tidak pernah di PBB silahkan saja," ujarnya kepada Republika.co.id, Senin (9/3).
Afriansyah mengatakan, PBB memersilakan Kaban yang mendukung Masyumi reborn. Sebab, ia menilai suara PBB di bawah kepemimpinannya justru mengalami penurunan. "Pak Kaban sendiri di PBB bukan lagi sebagai pengurus partai. Beliau pernah jadi Ketum PBB 10 tahun, dan di zaman beliaulah PBB drop," ujar Afriansyah.